Normal Baru bagi Muslim Rayakan Nuzulul Quran

Upaya kembali ke Alquran tetap bisa dilakukan meski di tengah pandemi Covid-19.

EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Seorang pria mengenakan masker membaca Alquran pada bulan suci Ramadhan di tengah pandemi Covid-19.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perayaan Nuzulul Alquran 1441 H/2020 M menjadi normal baru bagi umat Islam di seluruh dunia. Perayaan kali ini terjadi di tengah ujian Covid-19 yang telah melanda sejak Desember lalu.

Sejalan dengan perintah kontrol gerakan (MCO) di Malaysia, umat Muslim dilarang melakukan pertemuan di masjid dan surau untuk membaca Alquran. Banyak keluarga melakukan kegiatan di rumah serta memanfaatkan media daring secara berkelompok di bawah bimbingan guru agama.

Umat Islam merayakan dengan kembali ke Alquran, sebagai pengingat peristiwa sejarah dan pelajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, pedoman untuk kehidupan sehari-hari umat Muslim.

Menurut Kepala Imam Masjid Nasional, Ehsan Mohd Hosni, hal yang paling penting dari perayaan ini bagi umat Islam adalah memahami pentingnya Nuzulul Quran dan mempelajari Kitab Suci. “Cara terbaik bagi kita untuk mengamati Nuzulul Quran adalah meningkatkan hubungan kita dengan Alquran, terutama dalam membaca dan praktik. Jika sebelumnya kita jauh dari itu, ini adalah waktu terbaik untuk lebih dekat dengannya," ucap Ehsan Mohd Hosni dikutip Malay Mail, Ahad (10/5).

Ia menegaskan hal penting yang diperhatikan dalam perayaan ini adalah upaya umat Muslim untuk memahami isinya dan mempraktikkan hukum Allah. Di era teknologi informasi saat ini, aplikasi internet dan telepon pintar mempermudah umat Muslim untuk terhubung ke sesi Alquran secara daring.

Pria berusia 48 tahun ini mengatakan, ada banyak ayat dalam Alquran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Isi Alquran menekankan untuk mematuhi hukum Allah dan ajaran Nabi.

"Contoh terbaik sekarang adalah pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemerintah Malaysia memaksakan kontrol gerakan bersyarat (MCO) untuk kebaikan rakyat," katanya.

Selain di bawah hukum Islam, aturan pemerintah dibuat atas dasar situasi rakyat. Sementara itu, rakyat harus mematuhi pemerintah yang telah membuat keputusan terbaik untuk semua.

Ehsan mengatakan umat Islam harus selalu bekerja untuk memperbaiki diri, sesuai dengan ajaran dalam Alquran.

Sementara itu, Dosen Senior di Departemen Syariah dan Ekonomi Internasional Islamic University Malaysia (IIUM), Mohd Shahid Mohd Noh mengatakan Nuzulul Alquran adalah saat yang tepat bagi umat Islam untuk melihat peningkatan diri mereka sendiri. Terutama ketika dihadapkan dengan ujian seperti pandemi Covid-19.

“Allah sedang menguji kita dengan Covid-19 yang telah melanda umat manusia. Kita harus berusaha untuk memperbaiki diri kita sendiri, terutama ketika telah melanggar hukum Allah," katanya.  



Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler