Charity Nights Dwiki and Friends Galang Dana BagI Diaspora
Charity Nights Dwiki and Friends berhasil menggalang dana sebesar Rp 154 juta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa, AMI Awards, YBM PLN, dan musisi senior Dwiki Dharmawan menggelar Charity Nights Dwiki and Friends pada Ahad (10/5) malam. Acara penggalangan dana ini bertujuan untuk membantu diaspora terdampak Covid-19.
Charity Nights Dwiki and Friends yang bertajuk Global Solidaritas untuk Diaspora Terdampak Covid-19 ini didukung oleh beragam penyanyi hingga pelawak. Hanya dalam waktu sekitar 2,5 jam, Charity Nights Dwiki and Friends berhasil menggalang dana sebesar Rp 154 juta.
"Saya mengucapkan terima kasih sekali atas kesediaan Anda semua bergabung di Dompet Dhuafa untuk membantu sesama manusia," ujar Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika Parni Hadi dalam Charity Nights Dwiki and Friends.
Charity Nights Dwiki and Friends dibuka dengan penampilan memukau penyanyi Shena Malsiana yang membawakan lagu "Nelangsa". Setelah itu, penyanyi senior Reza Artamevia juga turut memberikan penampilan yang apik melalui lagu "Berharap Tak Berpisah". Dwiki turut berkolaborasi dengan penyanyi Nini Karlina membawakan dua lagu religi yang menyentuh.
Dwiki dan sang istri Ita Purnamasari juga memberikan penampilan spesial dengan membawakan lagu "Sewu Kuto" sebagai sebuah tribute untuk almarhum Didi Kempot. Uniknya, lagu "Sewu Kuto" ini dibawakan dengan genre jazz cong atau jazz-keroncong.
Tak hanya melalui musik, Charity Nights Dwiki and Friends juga menghibur para penonton dengan pertunjukan komedi. Pertunjukan komedi ini dibawakan oleh empat komedian, yaitu Abdel Achrian, Insan Nur Akbar, Denny Chandra, dan Cak Lontong yang menyebut kelompok mereka sebagai AADC.
Selain hiburan, Charity Nights Dwiki and Friends juga menghadirkan sesi inspirasi spiritual. Sesi ini dibawakan oleh ustaz Bobby Herwibowo, Imam Shamsi Ali dan ustaz Ahmad Ridwan.
Seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan untuk diaspora yang terdampak Covid-19. Diaspora adalah orang-orang berdarah dan berbudaya Indonesia yang ada di luar negeri, baik yang memiliki paspor Indonesia maupun yang sudah menjadi warga negara asing.
Diaspora yang terdampak Covid-19 juga mengalami guncangan kondisi ekonomi dan sosial di negara tempat tinggal masing-masing. Diaspora di Los Angeles, misalnya, cukup banyak yang mengalami kesulitan selama pandemi Covid-19 karena mengalami pemutusan hubungan kerja atau mengalami kesulitan lainnya.
"Dari laporan di lapangan, (beberapa diaspora positif Covid-19 di Filipina) mendapatkan pengobatan dan perawatan yang memadai itu juga agak susah," jelas pendiri Indonesian Diaspora Network (IDN) Global Dino Patti Djalal.
Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar mengatakan, ada dua prioritas jangka pendek di tingkat internasional dalam menghadapi pandemi Covid-19. Salah satunya adalah memperoleh akses dan pengadaan alat kesehatan, obat-obatan, serta ikut serta dalam proses tes dan penemuan vaksin Covid-19.
Prioritas jangka pendek yang kedua adalah memberikan perlindungan kepada para warga negara Indonesia (WNI), termasuk diaspora, yang terdampak Covid-19. Perlindungan ini juga diberikan kepada WNI yang ingin pulang dari berbagai negara di dunia.
"Dalam bulan suci Ramadhan ini, tentu secara pribadi saya ingin mendorong kita semua untuk membuktikan lebih besar lagi semangat (bergotong-royong)
tadi," ungkap Mahendra.