Studi Ungkap Alasan Mengapa Pria Lebih Rentan Covid-19

Darah pria mengandung lebih banyak enzim yang digunakan virus untuk menginfeksi sel.

ANTARA/Paramayuda
Seorang pria melintas di lorong pertokoan yang tutup di pusat servis dan toko komputer Harcomas Mangga Dua, Jakarta, Sabtu (2/5/2020). Sebagian besar pertokoan menutup usahanya sesuai surat edaran pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi kembali menemukan bahwa pria lebih berisiko terinfeksi virus Covid-19. Itu karena darah pria mengandung lebih banyak enzim yang digunakan virus untuk menginfeksi sel.

Enzim tersebut adalah Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang ditemukan di jantung, ginjal dan organ-organ lainnya. Pada covid-19, diduga enzim itu yang berperan dalam berkembangnya infeksi virus di paru-paru.

Pandemi covid-19 telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia dan membunuh hampir 277 ribu. Kematian dan jumlah korban infeksi menunjukkan bahwa laki-laki lebih mungkin terkena penyakit dan menderita komplikasi parah atau kritis daripada perempuan.

Studi ini mengukur konsentrasi ACE2 dalam sampel darah yang diambil dari lebih 3.500 pasien gagal jantung di 11 negara Eropa.

"Ketika kami menemukan bahwa salah satu biomarker terkuat, ACE2, jauh lebih tinggi pada pria daripada wanita, saya menyadari bahwa ini memiliki potensi untuk menjelaskan mengapa pria lebih mungkin meninggal akibat COVID-19 daripada wanita," kata Iziah Sama, seorang dokter di UMC Groningen yang ikut memimpin penelitian, dilansir Times Now News, Selasa (12/5).

Studi yang dipublikasikan dalam European Heart Journal itu juga menemukan bahwa obat yang diresepkan secara luas yang disebut ACE inhibators atau angiotensin receptor blockers (ARBs) tidak mengarah pada konsentrasi ACE2 yang lebih tinggi. Belum ditemukan juga bagaimana kaitan keduanya dalam tingkat keparahan covid-19.

ACE inhibitor dan ARB secara luas diresepkan untuk pasien dengan gagal jantung kongestif, diabetes atau penyakit ginjal. Obat-obatan menyumbang miliaran dolar dalam penjualan resep di seluruh dunia.

"Temuan kami tidak mendukung penghentian obat ini pada pasien covid-19," kata Adriaan Voors, seorang profesor kardiologi di University Medical Center (UMC) Groningen di Belanda, yang ikut memimpin penelitian ini.

ACE2 adalah reseptor pada permukaan sel yang berikatan dengan coronavirus baru dan memungkinkannya untuk masuk dan menginfeksi sel.

Iziah dan Voors mencatat, selain ditemukan di jantung, ginjal, ACE2 juga ditemukan dalam kadar yang sangat tinggi pada testis. Hal ini semakin memperkuat dugaan mengapa pria lebih rentan terhadap covid-19.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler