Cabai Anjlok, Kementan Tawarkan Fasilitas Cold Storage

Para petani bisa menyimpan stok cabai di cold storage saat harganya anjlok.

ANTARA/Yusuf Nugroho
Petani memanen cabai di Desa Pangkalan, Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (17/4/2020).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menuturkan, pemerintah pusat telah menyiapkan dana bagi para petani, termasuk cabai, untuk menyewa gudang pendingin sebagai solusi mengatasi melimpahnya pasokan saat ini. Adanya penyediaan gudang diharapkan membantu petani untuk bisa menerapkan tunda jual di saat jatuhnya harga komoditas cabai.

"Kita sudah susun strategi dan sosialisasikan sampai level kabupaten bahkan kecamatan. Kita akan berikan fasilitas bantuan untuk sewa gudang cold storage," kata Prihasto dalam sebuah diskusi online, Selasa (12/5).

Prihasto mengatakan, di sistem tunda jual, para petani bisa menyimpan stok cabai dan mengeluarkannya ketika pasar kembali normal. Dengan begitu kerugian yang bisa ditimbulkan akibat anjloknya harga saat ini bisa diminimalisasi.

Hanya saja, ia menegaskan, diperlukan peran dari dinas pertanian daerah untuk bisa mengelola petani dan gudang yang disewa. Kementan, kata dia, tidak bisa untuk melakukan pendampingan secara teknis di tiap daerah.

"Ini solusi jangka pendek, anggaran bisa kita siapkan tapi untuk mengelola itu kita mudah, harus dinas daerah yang bergerak," tuturnya.

Pihaknya pun mengakui, persoalan harga jatuhnya harga cabai maupun komoditas hortikultura lainnya di saat panen merupakan persoalan lama yang terus menerus berulang. Karena itu, Ditjen Hortikultura baru-baru ini telah menyusun early warning system (EWS) aneka cabai dan bawang.

EWS itu digunakan Kementan untuk bisa memantau dan mengatur kegiatan tanam dan panen komoditas di tiap-tiap daerah secara terperinci. Dari situ, Kementan dapat mengetahui prognosis neraca komoditas setiap bulannya.

Hanya saja, kasus anjloknya harga cabai saat ini diluar dugaan. Secara normal, dari EWS yang telah dimiliki, persediaan cabai dan harga cabai baik di tingkat petani maupun konsumen seharusnya bisa stabil. Namun, Covid-19 nyatanya cukup mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai.

"Tujuan EWS termasuk untuk mencegah terjadinya over supply. Namun yang terjadi saat ini adalah kejadian diluar kendali kami,” kata Prihasto.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler