Tiga Sastrawan Masyhur Era Utsmaniyah

Nama-nama sastrawan ini akan terus dikenang oleh masyarakat Turki

tangkapan layar Republika
Tiga Sastrawan Masyhur Era Utsmaniyah
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastra rakyat Turki berakar dalam tradisi nomaden Asia Tengah. Dalam perkembangannya, para sastrawan setempat banyak membicarakan tema-tema yang umum bagi masyarakat yang hidup menetap.

Baca Juga


Ada tiga genre utama dalam kesusastraan Turki sejak zaman Kesultanan Utsmaniyyah, yakni epik, puisi, dan cerita rakyat. Sejarah sastra negeri itu mengemuka setidaknya sejak abad ke-10 hingga kini. Berikut adalah tiga orang sastrawan yang akan selalu dikenang bangsa Turki.

Yunus Emre

Yunus Emre (1238-1320) merupakan seorang penyair dan sufi Turki yang sangat berpengaruh. Badan PBB untuk Pendidikan, UNESCO, pada 1991 secara khusus mendeklarasikan Hari Yunus Emre tepat dengan perayaan 750 tahun kelahiran tokoh tersebut.

Yunus Emre berpengaruh besar pada kesusastraan Turki bahkan berabad-abad setelah wafatnya. Sesudah Ahmet Yesevi dan Sultan Walad, dia menjadi penyair yang mengawali penyusunan karya dengan bahasa Turki. Dia tidak memilih bahasa Persia atau bahasa Arab, layaknya penyair-penyair lain di wilayah negeri ini pada masa itu. Banyak diksi yang dipakainya terinspirasi dari dialek masyarakat Anatolia Tengah dan Barat. Puisi-puisinya pada umumnya menggambarkan tema cinta ilahi serta nasib manusia.

Ahmad Yasawi

Dia dilahirkan pada 1093 dan hidup hingga tahun 1166. Ahmad Yasawi merupakan seorang penyair asal Turki. Khusus di dunia tasawuf, dia termasuk kalangan salik awal yang berpengaruh kuat dalam perkembangan tradisi sufi di wilayah-wilayah berbahasa Turki.

Dia mendirikan tarekat sufi Turki pertama, Yasawiyya (disebut pula Yeseviye), yang menyebar luas ke daerah-daerah yang berbahasa Turki. Dalam bidang keilmuan Islam, dia termasuk alim bidang mazhab Hanafi, sebagaimana mursyidnya yakni Yusuf Hamdani.

Dengan memanfaatkan keindahan karya-karya sastra, dia menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam. Ahmad Yasawi berdakwah ke berbagai daerah di Asia Tengah serta memiliki banyak pengikut. Dia menggubah genre baru puisi religius dengan tema rakyat. Pada periode berikut sesudah dirinya meninggal, legasinya diteruskan banyak penyair di Turki.

Pir Sultan Abdal

Pir Sultan Abdal (1480-1550) adalah seorang tokoh aliran Alevi di Turki. Dalam setiap karyanya, dia biasa menggunakan gaya tutur yang lugas. Kekayaan imajinasi dalam karya-karyanya membuat Pir Sultan digemari masyarakat Turki. Dia menyuarakan berbagai problem kehidupan sosial, budaya, dan agama. 

Sebagai contoh, beberapa sajaknya mengangkat tema perjuangan rakyat petani. Gaya kepengarangannya tetap menjadi inspirasi bagi sastrawan Turki modern saat ini. Puisi-puisinya tak jarang dinyanyikan dengan iringan baglama atau saz. Keduanya merupakan instrumen musik yang sangat populer di tengah rakyat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler