PGN Bagi Dividen Rp 1 Triliun
PGN menargetkan bisa memenuhi kebutuhan energi bagi 4 juta jargas rumah tangga
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PGN berhasil mempertahankan kinerja positif pada tahun 2019, dengan didukung oleh peningkatan kinerja operasional. Karena itu, PGN selaku subholding gas terus berkomitmen memperluas utilisasi gas bumi domestik. Capaian tersebut memutuskan untuk membagikan dividen tahun buku 2019 sebesar Rp 1.007.477.080.625,76 atau Rp 41,56 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham.
Saat ini, PGN mempunyai lini bisnis pipanisasi Gas, CNG, dan LNG. PGN hadir melalui produk antara lain Sinergi yang menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita atau Jargas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, gas link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi yang disalurkan ke pelanggan melalui SPBG.
Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 28.293 BOEPD, sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 990 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.046 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya sebesar 228 BBTUD.
Realisasi volume transmisi dpengaruhi oleh penurunan volume Pertagas dan penghentian penyaluran gas oleh PCML melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG) pada September 2019. Sementara itu, realisasi lifting lebih rendah dari tahun 2018 karena dipengaruhi oleh berakhirnya dua blok upstream yaitu SES dan Sanga-Sanga.
Pada tahun lalu, total aset yang dikelola PGN mencapai 7,374 miliar dolar AS. Dari sisi pendapatan mencapai 3,849 miliar dolar AS, dengan EBITDA sebesar 1,040 miliar dolar AS. Secara konsolidasian, PGN menghasilkan laba operasi sebesar 546 juta dolar AS, dengan laba bersih sebesar 68 juta dolar AS.
Realisasi Pendapatan atau EBITDA tahun 2019 dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan dari sisi upstream, karena berakhirnya dua blok pada akhir 2018 yaitu Blok Sanga-Sanga dan SES, serta harga ICP dan finance lease akbiat berhentinya pengaliran gas melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG).
Secara lebih detil, kinerja keuangan ditopang geliat operasional. PGN selama tahun lalu, berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 960 BBTUD, naik 3 persen menjadi 990 BBTUD pada 2019. Sedangkan untuk transmisi gas, PGN menyalurkan volume sebesar 2.046 MMSCFD.
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 397.474, naik dari posisi 325.917 pada 2018, terlebih lagi adanya lompatan kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049. Dengan demikian, PGN berhasil mengelola market share niaga gas bumi di Indonesia sebesar 92 persen.
Pada 2019 PGN berhasil menambah panjang infrastruktur pipa dengan tola menjadi ±10.169 km, dengan pemambahan pipa sepanjang ±253 km. Adapun rinciannya, penambahan pipa distribusi ±75 km dan penambahan pipa transmisi sepanjang ±177 km.
Kondisi yang kian berkembang itu, mendorong PGN untuk melakukan beragam inovasi. Hal tersebut, sebagaimana disinggung oleh Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, guna memberikan layanan yang handal kepada pelanggan eksisting, serta menjadi modal dalam menarik minat konsumen yang lebih luas lagi.
Rachmat menegaskan, PGN telah merencanakan pengembangan infrastruktur gas yang pada 2020, ditarget mencapai 186 kilometer untuk distribusi yang terbagi atas 63 km di Pulau Jawa dan 123 km di Sumatera.
“Untuk penguatan pelayanan tersebut, kami juga terus melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur. Lebih dari 90 persen jaringan pipa gas PGN dijamin mempunyai kualitas baik hingga masa 30 tahun,” tegas Rachmat.
Terkait ekspansi layanan konsumen, Rachmat meyakini PGN bisa menjangkau target yang telah ditetapkan. Terlebih lagi, sejauh ini PGN mempunyai portofolio sumber daya manusia yang mumpuni di bidang bisnis gas.
Tak hanya itu, mengingat adanya tantangan demografi, Rachmat memaparkan selain berkualitas, SDM yang dimiliki perusahaan juga ditopang generasi milenial. Jumlah generasi milenial tersebut, saat ini mayoritas.
“Dengan begitu, inovasi layanan, pengembangan produk, serta invensi yang sesuai dengan tantangan zaman, akan bisa diatasi PGN,” tambah Rachmat.
Selama tahun 2019, nilai CSR telah disalurkan PGN mencapai Rp 89,44 miliar. Adapun misi sosial yang diemban setiap perusahaan negara, juga telah banyak dilakukan PGN. Perusahaan mempunyai ragam aksi sosial dalam program bina lingkungan, seperti penyediaan sarana ibadah, pendidikan, bantuan bencana alam, ataupun kesehatan.
“Melalui program sosial, segala keberhasilan PGN bisa memberikan efek positif bagi masyarakat luas,” tukas Rachmat.
Ke depan, PGN memperluas utilisasi gas bumi melalui pembangunan infrastruktur pemanfaatan gas bumi seperti proyek LNG Teluk Lamong Jawa Timur, Jargas Rumah Tangga, penyediaan infrastruktur minyak bumi dan pipa transmisi Rokan, gasifikasi KIlang Minyak Pertamina, serta gasifikasi PLTD di 52 lokasi pembangkit listrik PLN. Hal ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan pengembangan gas bumi di wilayah baru dalam rangka pemerataan akses, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Terminal LNG Teluk Lamong ditargetkan dapat mengatasi deficit supply gas di Jawa Timur sebesar 30 BBTUD dan membuka peluang penyaluran LNG Retail sebesar 10 BBTUD, serta mendorong pengembangan bisnis LNG trading di pasar internasional Progressnya sudah mulai fase uji coba. Kemudian untuk jargas rumah tangga dengan dana APBN, sudah proses kontruksi di 30 kota/ kabupaten di luar Pulau Jawa, dari target awal akan dibangun di 49 kota/ kabupaten,” ungkap Rachmat.
Rachmat juga menjelaskan bahwa kinerja operasional dan keuangan di tahun 2020 saat ini terdampak oleh Covid-19. Pada pembangunan infastruktur, terdapat kendala pada keterbatasan pengadaan material dan ruang gerak petuas. Namun, Rachmat menegaskan bahwa pembangunan proyek-proyek strategis tetap berjalan dengan optimal.
“Dalam lima tahun ke depan, kami merencanakan target strategis untuk pemenuhan energi bagi 4 juta jargas rumah tangga, serta peningkatan pengelolaan niaga gas bumi emncapai 1.800 BBTUD di domestik dan 600 BBTUD dari global LNG trading,” jelas Rachmat,