Peringatan Rasulullah SAW untuk Para Pemutus Silaturahim

Rasulullah SAW memberi peringatan bahaya memutus silaturahim.

Republika/Aditya Pradana Putra
Rasulullah SAW memberi peringatan bahaya memutus silaturahim. Bersalaman saling memaafkan di hari Idul Fitri. (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam momentum Idul Fitri 1441 H, umat Islam dianjurkan untuk tetap menjalin silaturahim dengan keluarga, kerabat, tetangga, dan sesama saudara Muslim. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 ini umat Islam banyak yang menjalin hubungan silaturahim melalui daring (online) untuk saling bermaafan.

Baca Juga


Silaturrahim alam Islam sangat penting. Bahkan, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW memberikan ancaman bagi orang yang memutuskan tali silaturahim. Dalam buku “M Quraish Shihab Menjawab” dijelaskan, banyak sekali ayat dan hadits yang melarang diputusnya hubungan silaturahim. 

Salah satu diantaranya adalalah hadits yang diriwayatkan Jubair bin Muth’im, sahabat nabi Saw yang amat terpandang. Ia pernah mendengar Nabi Muhammad bersabda: (لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ) “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim).” (HR. Imam Bukhari)

Kandungan hadits ini banyak didiskusikan pakar-pakar hadits. Menurut M  Quraish, sebagian dari mereka ada yang memahmi hadits ini dalam arti ancaman serius, walaupun ancaman tersebut belum tentu terlaksana. Ini dimaksudkan agar setiap orang selalu menjalin hubungan harmonis dengan sesamanya.

Allah dalam Alquran juga mengecam mereka yang memutus hubungan silaturahim. Di antaranya Allah berfirman: 

وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوٓءُ ٱلدَّارِ

“Orang-orang yang merusakkan janji Allah setelah dikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan  mengadakan kerusakan di bumi. Orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (neraka jahanam) (QS Ar-Ra’d [13]: 25).

Quraish Shihab mengatakan, kesalahpahaman yang mengatur dua orang Muslim untuk tidak saling menyapa hanya dibenarkan berlangsung tidak lebih dari tiga hari. 

Nabi SAW bersabda: لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ “Tidak dibenarkan bagi seorang Muslim untuk meninggalkan saudaranya (Tidak mengajak berbicara karena benci) lebih dari tiga hari.” (HR Muslim).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler