Hadapi New Normal, Ini Tanggapan Pekerja di Ibu Kota
Selain mematuhi protokol kesehatan, pola gaya hidup juga diubah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia akan menerapkan New Normal atau hidup normal baru berdampingan dengan Covid-19. Keputusan pemerintah ini mengundang beragam tanggapan dari kalangan pekerja di Ibu Kota.
Vira Qanita (24) seorang pegawai swasta di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, setuju dengan rencana New Normal. Ia menganggap hidup berdampingan dengan virus corona tidak perlu ditakuti.
Perusahaan tempatnya bekerja masih menerapkan work from home (WFH) sampai waktu yang telah ditentukan. Walau begitu, Vira sudah mempersiapkan diri jika memang nantinya akan diberlakukan New Normal. “Kalau nanti beneran bakal ada New Normal ya udah jalanin aja. Yang penting tetap patuhi protokol kesehatan aja,” katanya Selasa (26/5).
Untuk menghadapi hidup normal baru, Vira mengaku akan selalu memakai masker, menyediakan handsanitizer, sering mencuci tangan, dan setelah sampai rumah langsung mandi. Ia percaya jika mematuhi protokol tersebut akan terlindungi dari virus Covid-19 termasuk anggota keluarga di rumah.
Selain mematuhi protokol kesehatan, pola gaya hidup juga diubah. Harus lebih banyak makan makanan yang bergizi agar bisa menjaga imun tubuh. Ia juga berharap agar masyarakat lebih sadar dan menjaga diri masing–masing.
Karyawan swasta migas, Haekal Kamal (22) juga berpendapat sama. Walaupun ada rasa takut menghadapi New Normal nanti, selama mengikuti protokol kesehatan, menurutnya, akan aman saja. Ia juga menjelaskan, pekerjaan yang ia geluti tidak bisa dikerjakan di rumah, harus di laboratorium. Karena itu, jika nanti diterapkan New Normal, akan sama saja seperti sebelum Covid-19 melanda.
“New Normal nanti sama aja kayak sebelum New Normal. Karena saya tetap bekerja ke kantor ya enggak bisa WFH,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, perusahaan tempatnya bekerja selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pasalnya, mobilitas karyawan swasta migas terbilang tinggi. Perusahaannya selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, selalu menggunakan masker, sering mncuci tangan, dan mengganti baju. Selain itu, bagi karyawan yang berpindah kota, pihak perusahaan juga menerapkan sejumlah proses yang ketat.
Karyawan diminta untuk karantina mandiri selama 14 hari dan mengurus beberapa surat yang diperlukan. Sebelumnya, Haekal bekerja di Jambi dan sekarang diminta untuk membantu tenaga laboratorium pusat yang berlokasi di Tangerang.
Keputusan pemerintah untuk menerapkan fase New Normal dinilainya sudah tepat. Asalkan penjagaan diperketat. Terutama di beberapa tempat yang nantinya akan dipenuhi kerumunan orang. Tak hanya itu, ia juga meminta agar pemerintah lebih memperhatikan tenaga medis karena New Normal bisa menjadi lebih riskan orang dari terpapar virus.
Karyawan swasta lain, Endang Dwilestari (23) mengungkapkan, dirinya takut menjadi pembawa Covid-19. Saat nanti New Normal diterapkan, sejumlah angkutan umum dan kantor juga akan dipadati oleh masyarakat. Ia mengaku takut karena melihat semakin hari banyak orang yang masih menyepelekan Covid-19.
“Takut aja bawa virus ke keluarga. Saya kerjanya ke kantor ya naik angkutan umum, nanti kalau New Normal kan orang–orang udah mulai kerja juga. Angkutan umum jadi ramai. Takut banyak kontak fisik karena banyak orang yang ngegampangin,” ungkapnya.
Ia juga mengkhawatirkan tenaga medis, sebagai garda terdepan semakin berkurang. Walaupun takut, ia tetap melindungi dirinya dengan selalu menggunakan masker, sering mencuci tangan, membawa handsanitizer, dan mengurangi kontak fisik. Jika ada rekan kerja yang tidak mematuhi protokol kesehatan, ia tak segan–segan untuk mengingatkan.
Endang berharap agar masyarakat Indonesia lebih sadar akan virus corona dengan mematuhi peraturan pemerintah dan protokol kesehatan, Selain itu, ia juga berharap agar masyarakat lebih mementingkan orang lain, karena virus ini hanya bisa dilawan bersama–sama.