Kasus DBD Terus Bertambah, Delapan Orang Meninggal dunia

Selain Covid-19, penyakit DBD juga patut diwaspadai

istimewa
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya yang biasa melayani pasien DBD.
Rep: Bayu Adji P Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA--Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat penambahan kasus demam berdarah dengue (DBD). Hingga saat ini, tercatat 412 kasus DBD di Kota Tasikmalaya, di mana delapan orang di antaranya meninggal dunia. 


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, jumlah penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti itu terus bertambah. Bahkan, angka korban meninggal akibat DBD sama dengan korban meninggal akibat Covid-19. 

"Korban meninggal akibat Covid-19, baik positif dan PDP ada delapan. Korban meninggal akibat DBD tahun ini juga delapan," kata dia, Rabu (27/5).

Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan rumahnya, meski saat ini sedang fokus penanganan Covid-19. Sebab, dua penyakit itu memiliki potensi bahaya yang sama. 

"Selain corona, ada penyakit bahaya lain yaitu DBD. Tim kita juga terus bahu-membahu bersama masyarakat untuk mencegah penyakit itu semakin menyebar," kata dia.

Ia menambahkan, beberapa pasien meninggal akibat DBD masih berusia anak. Ia menyebutkan, anak yang diketahui positif DBD berusia antara 4-8 tahun.

Suryaningsih mengatakan, penyebaran kasus DBD di Kota Tasikmalaya hampir merata di seluruh kecamatan. Namun wilayah yang paling banyak berada di Kecamatan Purbaratu, Kawalu, Cipedes, Tawang, Indihiang, dan Bungursari.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler