Studi Sebut Alam Semesta Bisa Jadi Berputar
Penelitian penyebut galaksi-galaksi terhubung melalui cara mereka berputar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan hal baru yang mungkin bisa mengubah pemahaman kita mengenai alam semesta. Sebuah Studi penelitian dari Universitas Kansas menyebutkan galaksi berputar dengan arah yang tertentu.
Temuan ini mungkin dianggap bertentangan dengan temuan sebelumnya tentang struktur skala besar alam semesta. Selama beberapa dekade, para ilmuwan percaya bahwa alam semesta mengembang tanpa arah tertentu dan galaksi di dalamnya terdistribusi tanpa struktur kosmologis tertentu.
Tetapi penemuan terbaru memperlihatkan adanya 200 ribu galaksi spiral di seluruh alam semesta menunjukkan bahwa alam semesta dapat memiliki struktur yang pasti. Dan, bahwa alam semesta dapat berputar.
Terlepas dari fakta bahwa galaksi spiral didistribusikan melalui ruang dan waktu, galaksi-galaksi ini tampaknya terhubung melalui cara mereka berputar. Pola ini hanya akan terbaca ketika para peneliti melihat galaksi-galaksi itu pada skala yang sangat besar.
"Ilmu data dalam astronomi tidak hanya membuat penelitian astronomi lebih hemat biaya, tetapi juga memungkinkan kita untuk mengamati alam semesta dengan cara yang sama sekali berbeda," kata Astronom Komputer, Lior Shamir saat mempresentasikan temuan pada pertemuan Masyarakat Astronomi Amerika ke-236.
"Pola geometris yang ditunjukkan oleh distribusi galaksi spiral jelas, tetapi hanya dapat diamati ketika menganalisis sejumlah besar objek astronomi," ujarnya dilansir dari Independent, Selasa (2/6).
Galaksi spiral adalah objek pengamatan yang unik karena tampilannya akan tergantung dari perspektif pengamat. Misalnya, jika sebuah galaksi terlihat berputar searah jarum jam ketika diamati dari Bumi, maka galaksi akan terlihat berputar berlawanan arah ketika pengamatan dilihat di planet lain di seberang galaksi.
Jika alam semesta tidak memiliki struktur tertentu, maka kita akan berharap untuk melihat jumlah galaksi yang berputar dengan cara yang kira-kira sama. Tetapi data yang dianalisis oleh Universitas Negeri Kansas tidak menunjukkan hal demikian.
Para ilmuwan dapat memeriksa begitu banyak galaksi yang berbeda dan relatif cepat dengan mengambil gambar saat melakukan pengamatan langit. Mereka dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk memilah-milah ratusan juta galaksi spiral tersebut untuk kemudian memahami cara mereka berputar.
Mereka menemukan, adanya perbedaan dalam jumlah galaksi yang berputar. Perbedaan hanya di atas dua persen, tapi peluang ketidaksesuaian seperti itu terjadi dengan begitu banyak galaksi. Satu banding empat miliar.
Terlebih lagi, perbedaan putaran tampaknya berubah di seluruh alam semesta. Semakin jauh galaksi manapun yang diberikan, semakin besar kemungkinan ketidakcocokan tersebut. Ini menunjukkan bahwa alam semesta lebih konsisten.
Para peneliti mengklaim bahwa hasil yang tidak terduga bukanlah hasil kesalahan, tetapi menunjukkan kepada kita struktur yang tidak biasa dari alam semesta yang mengelilingi kita.
"Tidak ada kesalahan atau kontaminasi yang dapat menunjukkan dirinya melalui pola yang unik, kompleks dan konsisten," kata Shamir.
"Kami memiliki dua survei langit berbeda yang menunjukkan pola yang persis sama, bahkan ketika galaksi sama sekali berbeda. Tidak ada kesalahan yang dapat menyebabkan itu. Ini adalah alam semesta tempat kita hidup. Ini adalah rumah kita," ucap dia.