Ilmuwan Rekam Gelembung Raksasa Mengapit Galaksi Bima Sakti
Gelembung raksasa hanya dilihat dalam sinar gamma berenergi tinggi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan adanya energi di pusat galaksi Bima Sakti. Energi ini terlihat dalam panjang gelombang radio, sinar X dan gelembung misterius yang dinamakan gelembung fermi.
Gelembung fermi bola gas kembar yang mengapit galaksi Bima Sakti. Sinar kosmik ini muncul dari pusat galaksi, seperti dua sayap ngengat besar. Tepatnya satu di kedua sisi lubang hitam pusat galaksi.
Dari ujung ke ujung, gelembung membentuk sekitar 50 ribu tahun cahaya. Namun hanya terlihat dalam cahaya sinar gamma berenergi tinggi.
Tidak ada yang benar-benar tahu dari mana keduanya berasal. Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan 14 Mei di The Astrophysical Journal berpendapat gelembung fermi bersama dengan sinar X misterius dan struktur radio di sekitar pusat galaksi itu berkaitan dengan lubang hitam dan terbentuk sekitar enam juta tahun yang lalu.
Dengan menggunakan beberapa simulasi komputer, para peneliti menunjukkan baik Gelembung Fermi dan struktur sinar X terdekat bisa terbentuk dalam satu gerakan oleh gelombang kejut besar yang meledak dari lubang hitam pusat galaksi. Ini dikenal sebagai Sagittarius A*
Gelombang kejut ini mungkin telah dimulai ketika lubang hitam tiba-tiba kehilangan dua jet besar terionisasi, terbang di arah yang berlawanan dari pusat galaksi dengan kecepatan cahaya dekat. Para astronom telah mengamati pancaran seperti ini meledak dari galaksi dengan lubang hitam besar sebelumnya, meskipun mereka masih tidak yakin mengapa itu terjadi.
Seperti yang dilansir dari Fox News, Sabtu (30/5), jika pancaran itu cukup lebar dan cukup kuat, pancaran itu bisa menciptakan gelombang kejut kembar yang meledak melalui gas panas di kedua sisi pusat galaksi. Gelombang kejut menekan dan memanaskan gas, struktur sinar-X berwujud jam pasir berbentuk.
Namun gelombang kejut itu berkembang ke ruang intergalaksi selama ribuan tahun cahaya di kedua arah, membentuk Gelembung Fermi. Tim menulis, seluruh proses akan berlangsung sekitar satu juta tahun.
“(Setelah) 1 juta tahun, pancaran mati… Setelah (5 juta tahun), gelembung itu mengembang ke ukuran saat ini seperti yang diamati,” kata mereka.
Menurut para peneliti, hipotesis gelombang kejut menjelaskan beberapa fitur dari pusat galaksi, termasuk suhu yang sangat tinggi dari Gelembung Fermi. Hipotesis itu juga menjelaskan fakta bahwa tepi bawah gelembung tumpeng tindih sempurna dengan struktur sinar-X.
Jika kejadian serupa, gelombang kejut yang kurang kuat terjadi beberapa juta tahun kemudian, itu juga bisa menjelaskan struktur radio yang lebih kecil, berbentuk gelembung yang baru-baru ini diamati di pusat galaksi.