Peristiwa Penting Sepanjang Protes Kematian George Floyd

Unjuk rasa anti-rasialisme di AS pecah setelah kematian George Floyd oleh polisi.

AP/John Minchillo
Para pengunjuk rasa meneriakkan saat rapat umum di Cadman Plaza Park, Kamis, 4 Juni 2020, di New York. Protes berlanjut setelah kematian George Floyd, yang meninggal setelah ditahan oleh petugas kepolisian Minneapolis pada 25 Mei
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS -- Setelah laki-laki kulit hitam George Floyd dibunuh oleh polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei lalu. Puluhan ribu orang di berbagai kota di Amerika Serikat (AS) turun ke jalan. Mereka menyampaikan aspirasi mereka menentang rasialisme dan brutalitas polisi terhadap masyarakat kulit hitam.

Baca Juga


Media-media AS menyebut unjuk rasa kerap disertai dengan kerusuhan dan penjarahan. Pada Senin (1/6) lalu Gubernur New York Andrew Cuomo memberlakukan jam malam yang tidak menghentikan pengunjuk rasa turun ke jalan. Demonstran ditangkap dan didakwa atas tuduhan mengganggu jalan tol karena menggelar pawai di Margaret Hunt Hill Bridge.

Kepala Kepolisian Louisville, Kentucky dipecat setelah seorang pemilik restoran tewas terbunuh saat petugas polisi dan anggota Garda Nasional melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa. Di Austin, Texas kepala polisi mengatakan pengunjuk rasa kulit hitam yang ditembak di kepala oleh polisi berada kondisi kritis.  

Berikut peristiwa penting selama unjuk rasa George Floyd dalam lintasan waktu yang dilansir dari New York Times, Jumat (5/6).

- 25 Mei

George Floyd, seorang laki-laki kulit hitam berusia 46 tahun dicekik oleh petugas polisi Derek Chauvin. Dalam rekaman video yang tersebar di media sosial Floyd sudah mengatakan ia tidak bisa bernapas. Tapi Chauvin tidak melepaskan cekikannya hingga 8 menit lebih. Floyd pun tewas setelah dibawa ke rumah sakit.

- 26 Mei

Kepala Polisi Minneapolis Medaria Arradondo memecat empat petugas yang terlibat dalam pembunuhan Floyd. Malam harinya unjuk rasa di Minneapolis dimulai dan petugas melepaskan tembakan air mata untuk membubarkan massa.

Ribuan orang membanjiri jalanan, beberapa pengunjuk rasa merusak mobil polisi dan mereka juga mengincar pos polisi tempat empat petugas yang terlibat dalam pembunuhan Floyd ditugaskan.

Polisi menggunakan kekerasan dalam membubarkan massa, dengan melepaskan tembakan air mata dan peluru karet. Sejumlah tempat usaha seperti restoran dan toko suku cadang mobil dibakar.

- 27 Mei

Unjuk rasa mulai menyebar ke kota-kota lain di Amerika. Demonstran di Memphis turun ke jalan atas nama Floyd, Breonna Taylor yang dibunuh polisi di apartemennya di Louisville sendiri bulan Maret lalu dan Ahmaud Arbery yang dibunuh warga kulit putih saat sedang lari sore di dekat rumah di Georgia.

Di Los Angeles ratusan pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota untuk menggelar pawai ke Civic Center. Sejumlah demonstran keluar dari barisan dan menutup jalan tol Route 101.

-28 Mei

Gubernur Minnesota Tim Walz mengaktifkan Garda Nasional untuk menghentikan pengunjuk rasa. Hal itu dilakukan setelah sejumlah kota meminta bantuan untuk mencegah demonstran kembali melakukan vandalisme dan pembakaran di jalan.

Di hari yang sama Departemen Kehakiman AS menegaskan penyelidikan federal atas kematian Floyd menjadi prioritas utama. Kemudian Walz mengaktifkan Garda Nasional untuk dikirim ke Minneapolis tapi menolak tawaran Angkatan Bersenjata untuk mengerahkan polisi militer.

-29 Mei

Petugas yang mencekik Floyd yakni Chauvin ditangkap dan dikenakan pasal pembunuhan tingkat tiga dan dua. Vonis maksimal dakwaan terhadapnya 35 tahun penjara.

"Terdakwa meletakkan lututnya di leher Pak Floyd selama 8 menit dan 46 detik, dua menit dan 53 detik setelah Pak Floyd tidak lagi responsif," kata catatan pengadilan.

Pada hari yang sama Presiden AS Donald Trump mengancam akan menembak para pengunjuk rasa. Ia mengisyaratkan akan menggunakan kekuatan militer untuk menindas demonstran.

"Ketika penjarahan terjadi, penembakan dimulai," kata Trump di Twitter.

Hal itu semakin membuat marah masyarakat. Pada malam harinya semakin banyak unjuk rasa yang terjadi di seluruh kota di AS. Ratusan demonstran membanjiri jalanan di Atlanta. Sejumlah kaca jendela pecah. Beberapa orang naik ke atas kantor pusat stasiun televisi CNN dan menuliskan sebuah pesan di sana.

Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di Brooklyn dan Lower Manhattan. Beberapa petugas dan pengunjuk rasa terluka. Ribuan demonstran menggelar pawai sebelum pecah ke beberapa kelompok kecil.

Di Washington, banyak orang yang berkerumun di depan Gedung Putih, membuat Secret Service terpaksa menutup gedung itu sementara. Di Detroit seorang remaja berusia 19 tahun tewas setelah ada orang melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa.

-30 Mei

Wali Kota Minneapolis meminta warga untuk tetap mematuhi peraturan di rumah saja. "Yang mulanya unjuk rasa besar damai untuk George Floyd telah berubah menjadi penjarah dan terorisme dalam negeri," kata Jacob Frey di Twitter.

-31 Mei

Unjuk rasa kembali pecah di berbagai kota di AS. Pada siang hari ratusan ribu orang menggelar demonstrasi damai. Tapi ada laporkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi di sejumlah kota. Ratusan orang ditangkap karena melakukan unjuk rasa.

Hampir dua lusin negara bagian mengerahkan Garda Nasional untuk membantu polisi menekan pengunjuk rasa. Lusinan wali kota memperpanjang jam malam.

Di Atlanta dua petugas polisi dipecat karena menggunakan 'kekuatan yang berlebihan' terhadap dua orang mahasiswa. Di Minneapolis sekitar 200 pengunjuk rasa ditangkap dan seorang laki-laki yang mengendarai truk ke arah pengunjuk rasa ditahan polisi.

Di Indianapolis satu orang tewas dan tiga lainnya terluka setelah ada tembakan yang diarahkan ke pengunjuk rasa. Di St. Louis satu orang tewas setelah pengunjuk rasa memblokir jalan  Interstate 44 dan membakar truk FedEX. Di Chicago enam orang ditembak dan satu orang meninggal dunia.

-1 Juni

Saudara laki-laki George Floyd mengunjungi tempat pria itu dicekik. Terrance Floyd menjadi anggota keluarga pertama George Floyd yang mendatangi tempat itu. Ia meminta pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi dengan damai.

"Jika saya tidak di sini melakukan pengrusakan, jika saya tidak di sini meledakkan barang-barang, jika saya tidak di sini mengacaukan komunitas saya, lalu apa kalian semua lakukan? Apa yang kalian lakukan? Mohon melakukannya (protes) dengan damai," kata Terrence Floyd.

Di hari yang sama hasil otopsi menunjukkan George Floyd meninggal karena dibunuh. Tapi hasil otopsi lembaga pemerintah dan dokter keluarga Floyd memiliki hasil yang berbeda tentang kontribusi pencekikan Chauvin.

Lembaga pemerintah Kantor Pemeriksaan Kesehatan Hennepin County mengatakan pencekikan menekan aliran darah. Tapi menurut mereka Floyd juga memiliki masalah jantung. Sementara dokter keluarga Floyd mengatakan laki-laki itu meninggal tidak hanya karena dicekik dengan lutut tapi juga ditekan dari atas.

"Pak Floyd tidak memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan atau berkontribusi pada kematiannya," kata dokter tersebut.

Di hari yang sama Trump mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk menekan pengunjuk rasa. "Jika pemerintah kota dan negara bagian menolak menggunakan tindakan yang dibutuhkan untuk melindungi nyawa dan properti warganya, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat," kata Trump. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler