Mengapa Harus Berdoa?
Sahabat Nabi yang paling kenal dengan Islam selalu memanjatkan doa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kitabnya yang berjudul Terapi Penyakit Hati (Judul asli: Ad Da'u wa ad-Dawa) karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah disebutkan, para sahabat Nabi Muhammad adalah golongan umat yang paling mengenal Allah dan RasulNya serta agamaNya yang haq. Karena itu, dibandingkan golongan lain, merekalah yang paling konsisten berpegang pada perintah berdoa dan memenuhi syarat-syarat dan tata caranya.
Diriwayatkan, Umar bin Khattab memohon pertolongan dengan berdoa ketika melawan musuh-musuhnya. Padahal, dia memiliki jumlah pasukan yang sangat besar.
"Kalian menang bukan karena jumlah kalian banyak. Kalian menang karena bantuan dari langit," kata Umar.
Umar menambahkan, "Sungguh aku tidak memikul beban dengan mendesakkan ijabah (terkabulnya doa). Tapi lebih didorong oleh keinginan untuk berdoa. Maka, camkanlah jika kalian diilhami untuk berdoa. Sesungguhnya ijabah itu mengikutinya."
Allah berfirman:
قَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [Surat Ghafir 60]
Sementara, Nabi Muhammad bersabda:
"Barang siapa tidak memohon kepada Allah maka Allah akan murka kepadanya." (HR Ibnu Majah)
Menurut Ibnu Qayyim, semua ini menunjukkan bahwa Allah akan senang apabila ada orang meminta, memohon, taat kepadaNya. Bila Allah ridha, kebaikan akan senantiasa ada dalam keridhaannya, sebagaimana musibah berada dalam amarahNya.