Kagum dengan Kedisiplinan Ajaran Islam, Jameela Jadi Mualaf
Jameela menjadi mualaf setelah mengagumi ajaran kedisiplinan dalam Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa haus akan arahan dan petunjuk dalam hidup membawa Jameela kepada Islam. Perempuan keturunan Nigeria yang dibesarkan di Inggris ini memandang agama seperti seseorang yang mengarahkan apa yang harus dilakukannya. Bagi perempuan berusia 30 tahun ini, selama ia beribadah kepada Tuhan, itu merupakan hal terpenting.
Jameela dibesarkan sebagai seorang pemeluk agama yang sama dengan keluarganya. Namun, meski telah memiliki kepercayaan agama, ia masih mencari petunjuk. Jameela merasa ingin lebih terhubung dengan agama dan merasa ada sesuatu yang kurang dari agama sebelumnya ini. Hingga kemudian, perjalanan hidupnya membawanya pada Islam.
"Bagi saya agama (agama sebelumnya) tidak memberi saya hal itu lagi dan satu-satunya hal yang dapat saya pikirkan adalah apa yang bisa saya ubah dan juga saudara perempuan saya memberi saya buku untuk dibaca. Jadi saya menemukan Islam pada usia 19," kata Jameela, dilansir di About Islam, Jumat (5/6).
Jameela kemudian menemukan titik balik hidupnya dengan Islam. Ia mengaku tertarik pada Islam karena kedisiplinannya. Salah satunya, disiplin dalam sholat lima waktu dalam sehari. Menurutnya, sholat lima waktu adalah kesempatan untuk kembali kepada Tuhan.
Setelah memutuskan untuk memeluk Islam, Jameela mencoba membaca lebih lanjut pengetahuan tentang agama dan merasa butuh untuk disiplin melaksanakan sholat.
"Saya hanya perlu disiplin dan saya pikir itulah jalan ke depan bagi saya. Ada hal-hal tertentu dalam agama (sebelumnya) yang saya tidak akan percaya lagi, seperti sosok anak Allah," ujarnya.
Ketika ia pertama kali menjadi seorang Muslimah, ia tidak mengetahui apapun tentang Islam. Namun, beruntung ia memiliki beberapa saudara yang membantunya mengenal dan memahami Islam.
Jameela lantas mencoba perlahan mempraktikkan agama Islam. Awalnya, ia merasa ragu-ragu dan berkata mungkin bukan waktunya sekarang untuk memperlihatkan identitas agama barunya. Ia berpikir untuk menyempurnakan agamanya terlebih dahulu.
Namun kemudian, Jameela memutuskan untuk berhijab. Ia mengungkapkan, orang-orang berpikir bahwa mereka Muslimah tertindas karena hijabnya. Padahal, menurutnya, hijab justru memberikan rasa hormat kepadanya sebagai wanita dari orang-orang yang hendak berurusan dengannya.
Bahkan, Jameela merasa bahwa agama menjadi pengendali dan pengarah untuk melakukan segala sesuatu. Karena Islam, ia kerap mengingatkan dirinya sendiri untuk segala hal yang hendak ia lakukan.
Tidak hanya itu, ia mengatakan bahwa orang-orang yang mengenalnya pun akan mengatakan bahwa ia telah banyak berubah dalam menangani banyak hal atau pun saat berurusan dengan orang lain.
"Semakin saya beribadah semakin saya berpaling kepada Tuhan, semakin saya mencoba memahami betapa bermanfaatnya agama itu," ungkapnya.
Dalam Alquran, misalnya, untuk setiap perjuangan yang dilalui, Jameela mengatakan ada sesuatu di dalamnya yang berkaitan dengan itu. Tentunya, jika kita membuka hati untuk berhubungan dengannya.
"Saya telah membaca Quran berkali-kali dan pada saat saya membaca saya hanya melewatkannya karena saya tidak ingin itu membalas saya, tetapi Anda menemukan bahwa semakin Anda datang ke agama, semakin Anda kembali dan menyadari jawaban itu untuk hidup saya," katanya.
Setelah mengenal Islam, Jameela lebih memasrahkan diri kepada Allah. Ia mengungkapkan, saat ini setiap kali terjadi sesuatu, ia dapat berpaling kepada Allah dan kemudian berdoa. Di situ ia merasa lebih baik. Tetapi saat ia mendapat masalah, Jameela tidaklah berkabung atau bersedih seperti biasanya. Ia justru akan pergi sholat dan berdoa.
"Subhanallah, sesuatu keadaan menjadi berubah. Dan bahkan teman saya bertanya bagaimana bisa ini terjadi? Tetapi saya sedang melakukan sesuatu yang tepat di sini," tambahnya.
Sumber:
https://aboutislam.net/reading-islam/my-journey-to-islam/i-thought-religion-was-to-control-me/