Beijing Mulai Longgarkan Pembatasan
Beijing akan mulai mencabut sebagian besar larangan keluar-masuk warga dari Wuhan
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ibu kota China mulai menurunkan tingkat respons terhadap pandemi virus corona ke titik terendahnya. Pada Sabtu (6/6) Beijing akan mulai mencabut sebagian besar larangan keluar-masuk warga dari Wuhan dan wilayah sekitar Provinsi Hubei.
Warga dari wilayah itu tidak lagi wajib menjalani karantina mandiri selama 14 hari atau langkah pengawasan lainnya. Situasi semacam ini akan membuat masyarakat dapat menjalani kehidupan normal.
Warga Beijing tidak lagi diwajibkan melakukan pemeriksaan suhu di setiap tempat yang mereka masuki. Masker juga tidak lagi harus dikenakan selama aktivitas di luar ruangan. Taman kanak-kanak akan mulai dibuka lagi.
Beijing sudah memiliki kasus baru infeksi virus corona dalam 50 hari terakhir dan 90 hari di beberapa distrik. Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus merekomendasikan pemakaian masker selama pandemi virus corona berlangsung.
WHO menyarankan masyarakat untuk memakai masker dari kain ketika jaga jarak tidak memungkinkan seperti ketika berada di transportasi umum dan toko. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan orang yang berusia di atas 60 tahun harus memakai masker ketika pembatasan sosial tidak dapat dilakukan.
Sebelumnya karena keterbatasan pasokan global, WHO meminta hanya pasien Covid-19 dan petugas medis yang menggunakan masker. Tedros mengatakan pemakaian masker tidak melindungi penggunanya dari virus. Langkah terbaik untuk mencegah penularan adalah rajin mencuci tangan, menjaga jarak satu sama lain, dan strategi-strategi lainnya.