Rumah Ibadah di India Kembali Dibuka

India perlu membuka kembali sepenuhnya untuk menyelamatkan mata pencaharian.

AP/Altaf Qadri
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan ketika masa lockdown diperpanjang di New Delhi, India, Senin, (18/5). Orang-orang mulai beraktivitas keluar rumah hingga ke jalanan di beberapa negara bagian India pada Senin, sehari setelah pemerintah memperpanjang masa lockdown virus Corona secara nasional hingga 31 Mei, tetapi melonggarkan banyak pembatasan untuk memulihkan kegiatan ekonomi
Rep: Rizky Jaramaya/ Reuters Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI -- India membuka kembali rumah ibadah setelah pemerintah federal mencabut sebagian besar pembatasan di tempat-tempat umum. Pemerintah mengizinkan pusat perbelanjaan, tempat ibadah, dan restoran untuk dibuka kembali di bawah pedoman tertentu untuk mencegah penyebaran virus corona.


Jemaah Hindu berbondong-bondong datang ke sejumlah kuil di Delhi dengan mengenakan masker. Mereka mengantre melewati alat pemindai suhu tubuh sebelum memasuki kuil. Harsh Vyas dari kuil ISKCON (Masyarakat Internasional untuk Kesadaran Krishna) di kota barat Ahmedabad menerapkan kontrol ketat di akses masuk kuil.

"Kami hanya mengizinkan sejumlah kecil umat di dalam kuil sekaligus. Kami telah menggambar lingkaran di mana mereka harus berdiri untuk memastikan jarak yang tepat setidaknya 6 kaki," kata Vyas.

Pembukaan kembali sejumlah fasilitas umum di India bertepatan ketika jumlah kasus virus korona di negara itu masih tinggi. Jumlah total kasus virus korona di India mencapai 256.611, dengan kematian mencapai 7.135. Para ahli kesehatan mengatakan, puncak pandemi Covid-19 di India akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan.

"Kasus kami meningkat setiap hari; kita bisa kehabisan tempat tidur," kata Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal.

Di Mumbai beberapa kantor mulai dibuka. Sementara di pinggiran kota tampak antrean panjang di halte bus karena kereta komuter belum kembali beroperasi. Ketua konglomerat JSW Group, Sajjan Jindal mengatakan, India perlu membuka kembali sepenuhnya untuk menyelamatkan mata pencaharian.

"Semakin lambat kita memulai kembali, semakin banyak kita kalah melawan negara-negara karena terkunci. Kami tidak bisa kehilangan waktu lagi," ujar Jindal. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler