Pabrik Diretas, Bisnis Honda Terganggu
Meski diretas, Honda mengaku tidak ada data yang bocor.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pabrik mobil Jepang, Honda, mengaku diserang serangan siber yang sempat mengganggu bisnis mereka. Meskipun dampak keseluruhan peretasan itu sudah berhasil diatasi.
"(Kami dapat) mengkonfirmasi serangan siber yang telah dilakukan terhadap jaringan Honda," kata perusahaan itu dalam pernyataan mereka, Selasa (9/6), dilansir AP.
Mereka mengatakan, tidak ada data yang bocor tapi sedang meminimalisir dampak serangan siber tersebut. Saat ini Honda berusaha memulihkan sepenuhnya fungsi produksi, penjualan dan aktivitas pengembangan.
"Pada titik ini, kami melihat dampaknya pada bisnis kecil," kata Honda.
Seperti pabrik-pabrik mobil lainnya, Honda juga kesulitan menghadapi pandemi virus korona. Mereka sedang berusaha mengembalikan produksi seperti sedia kala.
Dalam laporan fiskal kuartal pertama yang berakhir pada bulan Maret lalu, Honda mengalami kerugian besar. Pasalnya penjualan dan produksi industri otomotif terpukul oleh pandemi.
Pabrik-pabrik mobil juga menghadapi besarnya tekanan untuk berinvestasi pada teknologi baru seperti mobil listrik dan swatantra (tanpa supir) untuk memenuhi peraturan anti-polusi di Eropa dan Cina. Pasar yang mengharuskan mereka bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi.