Khutbah Jumat di Amerika akan Fokus pada Rasialisme
Khutbah Jumat juga diminta disiarkan langsung karena pandemi Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Koalisi pemimpin Muslim kulit hitam di Kalifornia mendesak khutbah Jumat berfokus pada rasialisme dan tindakan represif polisi. Selain itu, khutbah Jumat sebaiknya disiarkan langsung karena Covid-19 masih merebak.
Dipimpin oleh Imam Jihad Saafir dari pusat komunitas kota Islah LA, koalisi itu juga meminta Muslim non-kulit hitam untuk bertindak. Utamanya, menyusun surat solidaritas dengan komunitas kulit hitam. Selain dari berkomitmen secara internal mengatasi aksi di berbagai sektor.
Dewan Islam Kalifornia Utara selaku organisasi Muslim pertama yang menerbitkan pernyataan tersebut, beranggapan agar hal itu diperjuangkan. “Kita semua terhubung melalui perjuangan historis yang panjang, menyakitkan, dan konstan untuk keadilan serta kesetaraan bagi semua,” ujar salah satu pendiri Zaytuna College, Hatem Bazian seperti dikutip 5 Pillars, Rabu(10/6).
Menurut dia, kekerasan terhadap orang kulit hitam di Amerika telah berlangsung terlalu lama. Karenanya, ia bersama organisasi mendesak ketidakadilan itu dihentikan.
Hal serupa juga dikatakan oleh Islamic Center of Naperville. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebut, banyak ketidakadilan terhadap keturunan Afrika-Amerika.
"Saudara-saudari Afrika-Amerika kami telah didiskriminasi dan ditindas, dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk berdiri bersama mereka dan memastikan bahwa segala diskriminasi, rasisme, dan prasangka dihapuskan," tulisnya.
Terpisah, Asosiasi Islam Texas Utara juga mengadakan serangkaian percakapan langsung tentang ras antara para pemimpin Muslim setempat. Khutbah Jumat di wilayah tersebut sebelumnya juga berfokus pada rasialisme, seperti juga akan dilakukan di pekan ini.
Tak hanya itu, di New Jersey, lebih dari 60 kelompok Muslim berkomitmen menandatangani pernyataan setuju terkait tindakan tersebut. Seraya dengan hal itu, di Bay Area, hampir 30 masjid juga ambil bagian pada 5 Juni, yang menandai hari kemarahan warga.
Muslim kulit hitam di Amerika hanya berjumlah 20 persen populasi Muslim Amerika. Sedangkan sisanya, merupakan keturunan Arab dan Asia Selatan.