Sidebar

Ilmuwan Arab Saudi Kembangkan Vaksin Covid-19 Halal

Thursday, 11 Jun 2020 09:15 WIB
Ilmuwan Arab Saudi Kembangkan Vaksin Covid-19 Halal. Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Industri farmasi global saat ini berlomba mengembangkan vaksin untuk melindungi orang-orang dari pandemi Covid-19. Di antara mereka, dua entitas Arab Saudi bekerja mengembangkan vaksin Covid-19 sesuai dengan hukum Islam.

Baca Juga


Para ilmuwan di Universitas King Abdulaziz, Jeddah, yang dipimpin olehAnwar Hashem, bekerja sama dengan SaudiVax mengembangkan vaksin Covid-19. SaudiVax merupakan penghuni Universitas Sains dan Teknologi (KAUST) King Abdullah di Thuwal.

Dilansir di Al Arabiya, Selasa (9/6), dalam pengembangan vaksin tersebut, para ilmuwan menggunakan sel hidup yang membutuhkan nutrisi untuk bertahan. Nutrisi yang digunakan bisa mencakup unsur-unsur yang tidak diizinkan oleh hukum Islam.

Beberapa bahan yang dimaksud bisa berasal dari babi, seperti gelatin atau empedu. Sementara dalam keadaan biasa, Islam mengharamkan daging babi dan minum alkohol.

Penemuan vaksin dengan menggunakan bahan-bahan yang diizinkan oleh hukum Islam dinilai dapat mengurangi keragu-raguan dari umat Muslim. Banyak di antaranya yang merasa prihatin akan komponen-komponen yang terkandung dalam vaksin tersebut.

"Umat Muslim di negara-negara Afrika Barat dan Tengah, serta Asia Timur, secara historis menunjukkan keraguan melakukan vaksinasi, dengan alasan agama dan budaya," ujar salah satu pemimpin tim dan pendiri SaudiVax, Profesor Mazen Hassanain.

SaudiVax merupakan perusahaan biotek pengembangan vaksin swasta pertama di Arab Saudi. Sebelumnya, Kepala Divisi Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California Berkeley, Arthur Reingold menyebut, vaksin yang diberi label diizinkan oleh hukum Islam akan sangat penting kehadirannya. Terutama jika label tersebut memengaruhi lebih banyak Muslim untuk mendapatkan vaksinasi.

Inisiatif Arab Saudi mengembangkan industri vaksin menjadi sebuah terobosan untuk Timur Tengah. Negara-negara ini sebelumnya tidak mengembangkan industri vaksin mereka sendiri dan memilih tetap bergantung pada entitas luar untuk produksi vaksin.

Sejak didirikan pada 2016, SaudiVax telah berusaha memperkuat pengembangan vaksin dan industri manufaktur di wilayah tersebut. "SaudiVax bekerja sangat keras untuk mengisi kesenjangan dengan membangun fasilitas pengembangan dan pembuatan vaksin, yang memungkinan beroperasi penuh dalam dua tahun dan dimiliki oleh Kota Sains dan Teknologi King Abdulaziz," ujar Hassanain.

Arab Saudi sebagai negara G20, disebut memiliki banyak alasan mempelopori pengembangan industri vaksin regional, terutama mengingat adanya pandemi Covid-19 saat ini. Hassanain pun menyebut ingin proaktif dalam situasi seperti ini. Inisiatif vaksin Covid-19 adalah percobaan yang bagus dan jika selesai tepat waktu, percobaan ini akan sempurna. Namun jika tidak, maka usaha yang dilakukan merupakan pengalaman yang baik.

Didukung oleh berbagai sektor pemerintah, fasilitas SaudiVax ditujukan melatih para ilmuwan Saudi bekerja dalam pengembangan vaksin dan sektor manufaktur di Kerajaan. Hassanain mengatakan misi SaudiVax selaras dengan tujuan rencana reformasi Saudi Vision 2030. Tujuannya mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dan mengembangkan program yang bermanfaat bagi warganya.

Tujuan bersama antara SaudiVax dan Saudi Vision 2030 termasuk melokalkan industri baru, meningkatkan partisipasi angkatan kerja wanita, serta meningkatkan layanan kesehatan. "Tim kami terdiri dari 60 persen wanita. Hal ini sangat berbeda dari semua perusahaan farmasi regional. Kami bertujuan mewujudkan keamanan kesehatan nasional, yang saat ini prioritasnya adalah wabah Covid-19,” kata Hassanain. 

Sumber: https://english.alarabiya.net/en/coronavirus/2020/06/09/Coronavirus-Saudi-Arabian-universities-collaborating-on-COVID-19-vaccine.html

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya