Aneksasi Tepi Barat Dimulai dari Tiga Blok Permukiman Besar

Aneksasi tiga permukiman ilegal yang cukup besar akan diikuti dengan Lembah Yordan.

Majdi Mohammed/AP
Israel akan menganeksasi Tepi Barat, wilayah Palestina. Tampak permukiman Maale Michmash yang dibangun Israel di Tepi Barat.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akan mencaplok wilayah Tepi Barat yang diduduki secara bertahap. Media setempat melaporkan, untuk tahap awal Netanyahu akan mencaplok tiga permukiman ilegal yang cukup besar, kemudian diikuti dengan Lembah Yordan.

Baca Juga


Pada September tahun lalu, Netanyahu berkomitmen untuk mencaplok Lembah Yordan dan mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari Israel. Dia mengungkapkan 30 peta permukiman ilegal di utara Laut Mati yang akan diintegrasikan ke Israel sebagai bagian dari rencananya.

Namun, menurut Times of Israel, Netanyahu mengatakan bahwa aneksasi daerah-daerah yang tidak ada permukiman harus menunggu persetujuan dari komite pemetaan Israel. Tiga blok permukiman utama Israel yakni Maale Adumim di Yerusalem Timur yang diduduki, Ariel di utara Tepi Barat, dan Gush Etzion di dekat kota-kota Betlehem dan Hebron tidak memerlukan pemetaan. Ketiga permukiman itu akan mulai dianeksasi para 1 Juli.

Para pejabat Israel yakin daerah-daerah ini akan menghindari perselisihan dengan Yordania. Raja Yordania, Abdullah pada bulan lalu memperingatkan bahwa aneksasi Israel dapat menyebabkan konflik besar-besaran dan merobek perjanjian damai Wadi Araba pada 1994 dengan Israel.

Lembah Jordan dan daerah utara Laut Mati adalah bagian dari Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak perang Arab-Israel 1967. Itu merupakan wilayah yang sangat strategis kaya akan mineral dan tanah pertanian yang terletak di sepanjang perbatasan Yordania. Washington telah lama mengakui bahwa Israel akan mengklaim permukiman di sekitar Yerusalem dan Ariel dengan cara apa pun, yakni melalui gerakan Israel yang unilateral atau penyelesaian negosiasi dengan Palestina.

Menggabungkan Maale Adumim dan Gush Etzion akan membantu memutuskan Tepi Barat dari Yerusalem Timur, yang juga diduduki pada 1967. Hal itu tidak akan menjauhkan warga Palestina di Tepi Barat dari Yerusalem, dan menghalangi Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dengan ibukota Yerusalem Timur.

Para pejabat Israel mengatakan kepada Times of Israel bahwa "aneksasi terbatas" ini adalah langkah pertama yang memungkinkan Netanyahu mengambilnya secara sepihak, dengan persetujuan rekan koalisinya Benny Gantz dan para pemimpin pemukim. Pada bulan April, Netanyahu mencapai kesepakatan dengan Gantz untuk membentuk pemerintah koalisi yang akan memajukan rencana aneksasi mulai 1 Juli.

Pada bulan Januari, Presiden Donald Trump meluncurkan proposal perdamaian Timur Tengah yang mengusulkan agar Israel mengklaim sekitar sepertiga Tepi Barat. Hal itu sebagai imbalan atas pengakuan negara Palestina tanpa kendali atas perbatasan atau wilayah udaranya.

Hingga saat ini, lebih dari 600.000 pemukim Israel tinggal di permukiman yang luas dan pos-pos di Area C yang dikontrol Israel. Tak jarang mereka melakukan tindakan konfrontatif dengan tiga juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler