Proyeksi The Fed Tekan Wall Street ke Zona Merah

The Fed memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) AS turun 6,5 persen tahun ini.

AP
Bursa saham di Wall Street (ilustrasi). Bursa saham utama Amerika Serikat (AS) berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu (10/6).
Rep: Retno Wulandhari Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bursa saham utama Amerika Serikat (AS) berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu (10/6). Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) dan S&P 500 ditutup melemah sedangkan Nasdaq menguat. 

Baca Juga


DJIA dan S&P 500 melemah setelah bank sentral AS, The Fed, memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) negaranya turun 6,5 persen tahun ini. Sementara penguatan Nasdaq ditopang oleh Microsoft dan Apple yang mampu mempertahankan sebagian besar keuntungannya. 

Dalam proyeksinya, The Fed juga memperkirakan tingkat pengangguran akan berada di level 9,3 persen pada akhir tahun. Bank sentral tersebut tampaknya juga akan mempertahankan suku bunga pinjaman mendekati nol persen hingga 2022 mendatang.

"Meskipun proyeksinya PDB dan tingkat pengangguran akan membaik, keduanya butuh waktu lama untuk pulih," kata analis Globalt, Tom Martin, Rabu (10/6), dikutip Reuters

DJIA turun sebesar 1,04 persen atau kehilangan 282,31 poin ke level 26.989,99. Sementara S&P 500 melemah 0,53 persen atau turun 17,04 poin ke level 3.190,14. Sedangkan Nasdaq melanjutkan penguatannya sebesar 0,67 persen atau naik 66,59 poin menjadi 10.020,35. 

Kali ini, The Fed mengulangi janjinya untuk menjaga kebijakan moneter longgar sampai ekonomi AS kembali pulih. Janji tersebut juga pernah disampaikan saat bank sentral pertama kali memberi tanggapan mengenai pandemi Covid-19.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler