In Picture: Lima Pertarungan Turki dan Mesir, dari Mursi Hingga Libya

Pada 2013, Turki marah dengan Mesir usai penggulingan Muhammad Mursi.

Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Foto file-Anadolu Agency)

Presiden Mesir Jenderal Abdel Fatah al-Sisi.

Perang Suriah

Omar Hassan Al Bashir

Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Hubungan Turki dan Mesir kembali memanas. Kali ini terkait dengan perebutan pengaruh di Libya. Pemerintah Mesir mendukung Jenderal Khalif Haftar, sebaliknya Turki mendukung pemerintahan GNA di Tripoli yang melawan Haftar. Berikut sejumlah fakta perseteruan antara Turki dan Mesir.

1.  Turki Bela Mursi

Pada 2013 lalu, Presiden Mesir dari Ikhwanul Muslimin Muhammad Mursi digulingkan oleh militer pimpinan Abdul Fatah al-Sisi. Kudeta militer itu menuai kecaman dari berbagai negara, termasuk yang paling kencang datang dari Turki. Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan tak mengakui kudeta tersebut. Erdogan juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi para anggota Ikhwan yang ingin mencari perlindungan dari rezim al-Sisi. Pemerintahan Mesir di bawah Sisi mengecam sikap Turki.

Baca Juga


2.  Perang Libya

Perang Libya boleh dibilang sebagai ladang perebutan pengaruh antara Turki dan Mesir yang bersekutu dengan Rusia, dan Uni Emirat Arab. Turki secara tegas mendukung pemerintahan yang diakui internasional di Tripoli. Turki menolak gerakan Jenderal Khalifa Haftar yang mendapat dukungan dari Mesir cs.

Pasukan Tripoli yang didukung Turki semakin mendesak Haftar, dan Mesir menawarkan solusi damai lewat Deklarasi Kairo. Namun Turki belum mau menerima begitu saja usulan tersebut dan menilai deklarasi itu hanyalah cara untuk menyelamatkan Jenderal Haftar.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali dukungan negaranya bagi Pemerintah Libya yang diakui PBB di Tripoli, dalam perang melawan panglima perang pimpinan Khalifa Haftar. Erdogan mengatakan, Turki mengalahkan upaya panglima perang untuk menggulingkan pemerintahan Libya. "Kami menggagalkan rencana invasi Haftar di Libya," ujar Erdogan dikutip TRT, Rabu (10/6).

Menurut Erdogan, keturunan dari seorang pahlawan antikolonial Libya  'Singa Gurun' Umar Mukhtar mengalahkan "legiun" yang dikirim oleh mereka yang ingin menduduki negara itu dari seluruh dunia di gerbang Tripoli. "Kami akan selalu berdiri di samping saudara-saudara Libya kami, bukan di samping para putschist, bukan kaum imperialis," kata Erdogan merujuk pada Haftar dan pendukungnya.

Erdogan juga menegaskan bahwa Turki akan berbagi pengetahuan dan pengalaman di semua bidang yang dibutuhkan dengan rakyat Libya. Dukungan Ankara untuk Pemerintah Libya yang didukung oleh PBB untuk Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli telah membantu menggeser keseimbangan di negara itu. Hal ini memungkinkan pasukan yang berbasis di Tripoli untuk merebut kembali bandara ibu kota dan mendapatkan kemenangan di atas pemimpin milisi saingannya Khalifa Haftar.

Sementara itu Mesir khawatir Libya akan dikuasai oleh gerakan yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin. Karena jika demikian, secara posisi politik akan sangat tidak menguntungkan buat Mesir.




3. Perang Suriah

Perebutan pengaruh antara Turki dan Mesir juga terjadi di Suriah. Di Suriah Turki membela kelompok oposisi yang ingin menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad. Sebaliknya Mesir membela pasukan Assad yang dinilai bisa memberantas para terorisme. Dalam suatu kesempatan wawancara dengan RTP pada 2016 lalu, Presiden Sisi menekankan dukungannya terhadap militer Suriah.

"Prioritas kami adalah mendukung tentara nasional, seperti halnya di Libya untuk menguasai wilayah mereka dan mengatasi para ektremis. Sama halnya juga yang terjadi di Suriah dan Irak," ujarnya. Ketika ditanya apakah yang Anda maksud pasukan militer Suriah? Sisi mengatakan. "Yes".



4. Konflik Mediterania Timur

Di Mediterania Timur, mesir juga ikut bermain politik. Pada November 2014, Kairo menyelenggerakan pertemuan tripartit dengan Yunani dan Siprus yang juga berkonflik dengan Turki. Tujuannya adakah untuk membuat garis demarkasi operbatasan maritim di Mediterania Timur dan untuk melihat optimalisasi potensi sumber daya gas alam di antara garis pantai Siprus dan Mesir. Kairo juga membuat perjanjian dengan Siprus untuk memarginilasi dan melemahkan posisi Tukri di sekitar Siprus. Sebagaimanan diketahui Turki tak mengakui klaim Republik Siprus atas zonal ekonomi eksklusif.

Pada 11 Mei 2020 lalu, dalam sebuah pertemuan menteri luari, otorits Mesir, Siprus, Yunani mengecam intervensi militer di Libya.

5. Konflik Sudan

Di Konflik Sudan, Omar al-Bashir yang sudah digulingkan pernah membuat perjanjian dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 2017. Dengan perjanjian itu, Turki diizinkan untuk merehabilitasi kepulauan strategis di Suakin, Laut Merah. Pulau itu berdekatan dengan Pelabuhan Jeddah di Arab Saudi dan perbatasan perairan Mesir. Media Mesir melihat keterlibatan Turki merupakan langkah untuk melawan Mesir. Mereka juga khawatir Erdogan akan menggunakan Suakin untuk mendukung organisasi teroris. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler