Global Qurban ACT Targetkan 700 Ribu Hewan Kurban
Global Qurban-ACT mengajak Muslim meluaskan kebahagiaan kurban
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Labbaik, Berqurban Terbaik” dijadikan tema oleh Global Qurban Aksi Cepat Tanggap (ACT), sebagai semangat beribadah bagi umat Muslim ketika Pemerintah Indonesia meniadakan ibadah haji pada tahun ini. Lewat tema ini, Global Qurban ACT menargetkan 700 ribu hewan kurban.
Lewat tema ini pula Global Qurban-ACT mengajak Muslim meluaskan kebahagiaan kurban ke pelosok Indonesia hingga berbagai belahan dunia. Ajakan ini disuarakan pada peluncuran program kurban 2020 oleh Global Qurban-ACT pada Jumat (12/6) lalu, seperti dalam siaran pers, Ahad (14/6).
Pada masa pandemi ini, banyak hal positif dan harapan yang terus dibangun sehingga umat Islam dapat mengambil hikmah yang besar. Sejatinya, pandemi menjadi stimulan untuk melahirkan program-program inovasi di bidang kemanusiaan. Bertujuan mengirimkan kurban terbaik untuk saudara sebangsa hingga ke berbagai negara di dunia, Global Qurban-ACT juga mengimbau umat Muslim sedunia untuk mengakselerasikan kedermawanan. Tidak hanya meraih takwa melalui ibadah kurban, tetapi juga turut membantu memperbaiki perekonomian di masa pandemi ini.
Faktanya, 55 juta penduduk Indonesia kini terancam hidup dalam kemiskinan. Pandemi Covid-19 telah melemahkan hampir seluruh sendi perekonomian Indonesia, menyebabkan jutaan orang terancam kehilangan sumber pendapatannya. Pun, krisis pangan semakin menghantui kehidupan saudara sebangsa. Pandemi Covid-19 dapat menyebabkan kelangkaan bahan pangan karena karantina wilayah maupun total yang diberlakukan negara lain dan kebijakan PSBB di Indonesia.
Ahyudin selaku Ketua Dewan Pembina ACT menyatakan bahwa Global Qurban-ACT selalu bertekad untuk membebaskan kemiskinan terutama di masa pandemi ini. “Saat tidak adanya ibadah haji, maka kurban merupakan momentum ibadah terbaik yang dilakukan di bulan Zulhijah. Fokus Global Qurban tahun ini adalah menghadirkan kesempatan kerja seluas-luasnya kepada umat. Kami mulai sangat serius mengelola ibadah kurban dengan dimensi-dimensi ekonomi,” ungkapnya.
Pada momen kurban tahun ini, Global Qurban-ACT tidak hanya mendistribusikan hewan kurban tetapi juga berupaya memulihkan perekonomian masyarakat lewat keagenan kurban dengan menyediakan program keagenan kurban berbasis publik. Ahyudin menambahkan, target 100 ribu agen diharapkan mampu memulihkan perekonomian masyarakat. Harapannya, program ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang terkena PHK atau yang terdampak langsung dari pandemi.
Dengan adanya pandemi Covid-19, maka semakin terlihat bahwa banyak kolaborasi yang dilakukan. Setiap tahapan kurban tidak hanya berdampak pada sosial, namun juga dampak ekonomi. Rangkaian program Global Qurban-ACT merupakan program pemulihan dari ACT dalam krisis perekonomian di Indonesia. Tidak hanya mengadakan agen kurban, saat ini Global Qurban-ACT menargetkan bekerja sama dengan 10 ribu lapak kurban.
Selain itu, para peternak di desa-desa juga telah menjadi bagian dari Global Qurban-ACT sebagai cara untuk terus membangun peradaban ekonomi yang lebih luas. Ibnu Khajar selaku Presiden ACT menyampaikan kolaborasi masyarakat lewat Global Qurban-ACT menjadi simpul kolaborasi di sektor ekonomi.
“Kami, insyaallah akan menjadikan program kurban sebagai stimulan penyelesaian problem-problem kemiskinan. Bagi mereka yang ingin membantu pejuang-pejuang ekonomi, maka segera berkurban di www.globalqurban.com atau mendaftar menjadi agen kurban di Global Qurban,” ungkapnya.
Untuk memaksimalkan terpenuhinya kebutuhan pangan selama pandemi, Global Qurban-ACT menargetkan untuk mendistribusikan 100 ribu ekor hewan kurban setara sapi atau 700 ribu ekor setara kambing yang akan membahagiakan hingga jutaan masyarakat penerima manfaat. Kurban-kurban akan tersebar di 34 provinsi, 275 kota/kabupaten dan berbagai negara. Selain itu, jejaring kemitraan juga terus diperluas, menambah lagi opsi kemudahan berkurban. Jejaring lokal bertambah, jejaring luar negeri diluaskan, saling berkolaborasi, menyukseskan perayaan akbar Iduladha 1441 Hijriah.