Vaksin TBC dan Polio Kurangi Tingkat Keparahan Covid-19?
Sejauh ini, belum ada vaksin yang memberikan perlindungan sepenuhnya dari Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, vaksin yang bisa melindungi orang dari risiko tertular Covid-19 belum tersedia. Sementara waktu, sejumlah penelitian terus dilakukan untuk meredam lonjakan penyebaran virus dan angka kematian akibat pandemi Covid-19.
Dilansir Fox News, para ilmuan tengah menguji dan mengevaluasi peran vaksin TBC dan polio untuk mengurangi tingkat keparahan Covid-19. Setelah melakukan pengujian terhadap pasien Covid-19, beberapa ilmuwan mengatakan kedua vaksin tersebut mampu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus.
"Ini adalah satu-satunya vaksin di dunia yang dapat diberikan untuk memerangi Covid-19 saat ini," ujar Profesor Patogenesis dan Imunologi Mikroba di Pusat Ilmu Kesehatan A&M Texas, Jeffrey D Cirillo, dilansir Fox News, Ahad (14/6).
Meskipun dianggap mampu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus, Cirillo dan kawan-kawantidak pernah menyatakan bahwa vaksin TBC dan polio tersebu mampu mencegah seseorang terhindar dari Covid-19 secara keseluruhan. Vaksin tersebut hanya dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Science pada Kamis (11/6), para ilmuwan mencatat bagaimana vaksin TBC dan polio mampu menawarkan perlindungan terhadap patogen yang tidak terkait. Studi sebelumnya telah menunjukkan efek positif ini, seperti bagaimana vaksin virus polio oral mengurangi kematian bayi hingga 32 persen ketika diberikan saat lahir. Belum lagi berkurangnya infeksi telinga dan lebih sedikit rawat inap di rumah sakit untuk infeksi pernapasan pada anak-anak.
Para peneliti memerhatikan bagaimana kasus infeksi Covid-19 merebak di negara-negara seperti Pakistan, tapi dengan jumlah kematian relatif rendah. Sedangkan negara Amerika Serikat (AS) yang memiliki dua pertiga populasi dunia yang tidak divaksin justru relatif tinggi angkat kematiannya.
"Bukannya mereka tidak tertular. Tingkat (infeksi positif) sama tingginya. Hanya saja tidak sampai parah. Virus ini menyarang siapapun, tetapi mereka (yang telah divaksin) tidak separah itu," ujar Profesor Kedokteran di Columbia University Medical Center, Azra Raza.
Namun di negara lain, temuan ini juga tidak begitu mengambil peran. Pasalnya, di negara Brasil, mereka yang juga telah memperoleh vaksin TB tetap terserang virus corona.