Tracy, Mualaf yang Merasakan Hari Terindah dalam Hidupnya
Tracy menjadi mualaf setelah peristiwa Christchurch di Selandia Baru.
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- "Kebaikan terkadang keluar dari rahim kejahatan. Tragedi masjid Christchurch membuat banyak (orang) Kiwi memeluk Islam," kata Tracy, warga Selandia Baru yang memeluk Islam pada tahun lalu, tak lama setelah peristiwa penembakan yang menelan banyak korban umat Islam di Masjid Christchurch.
Dilansir dari Saudi Gazette, setelah kejadian itu Tracy mengaku tertarik dengan Islam setelah melihat betapa kuatnya hubungan antara sesama umat Muslim yang terbangun.
Tracy mengaku memiliki seorang teman perempuan Muslim yang menjelaskan Islam kepadanya. Dari teman perempuannya itu, Tracy banyak mendapatkan pengetahuan tentang agama Islam.
"Kunjungan saya di rumahnya adalah titik balik dalam hidup saya. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kohesi yang kuat dari teman saya dan keluarganya. Ini membuat saya berpikir mendalam tentang Islam dan akhirnya membuat saya memeluk agama Islam," ujar Tracy.
Kemudian, Tracy melanjutkan, teman Muslimah-nya itu mengajaknya ke sebuah masjid terdekat. Di masjid itulah Tracy akhirnya mengucapkan syahadat dan masuk Islam.
Pada tahun lalu, tak lama setelah menjadi mualaf, Tracy berkesempatan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Tracy merupakan salah satu tamu dalam program Pelayan Dua Masjid Suci, Raja Salman.
Kerajaan Arab Saudi mengundang sejumlah Muslim dari berbagai belahan dunia untuk melakukan haji atau umroh dengan biaya pribadi. Tracy adalah salah satu dari 6.300 peziarah dari 73 negara yang merupakan tamu pribadi Raja Salman.
Pada saat haji itulah, Tracy baru mengatakan bahwa hari itu adalah hari paling bahagia dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya, Tracy melihat bangunan suci Ka'bah.
"Saya berada di Ka'bah, sebuah tempat yang merupakan tempat paling suci di bumi. Hari ini merupakan hari-hari terbaik saya. Tidak ada perbedaan antara orang kulit putih dan kulit hitam atau orang Arab dan non-Arab," kata Tracy.
Sumber: