Wagub Sulsel Ingatkan Petani Jaga Kualitas Kopi
Desa Bentenge memiliki potensi pertanian yang produktif, salah satunya kopi.
REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengingatkan petani kopi di Desa Bentenge, Kabupaten Maros untuk menjaga kualitas kopinya sehingga lebih bersaing di pasaran.
"Kita mau kopi yang berkualitas. Menjaga kualitas kopi sangat penting. Sebaiknya kopi yang dikemas masih merah dan segar, sehingga rasa bisa dipercaya," kata Andi Sudirman, Ahad (21/6).
Dia berharap, lahan yang dikelola masyarakat bisa lebih luas. Sekaligus mengingatkan untuk menjaga kawasan hutan tersebut. "Masyarakat harus menjaga lahan yang dikelola, tidak merusak hutan. Jika masyarakat merusak hutan, dampaknya bisa terjadi bencana alam," pesannya.
Pria yang akrab disapa Wagub Andalan ini berencana memberikan bantuan bibit kopi berkualitas, serta bibit durian untuk dikembangkan masyarakat. "Bersama-sama bertani, kerja sama, kelompok tani mengelola sangat baik, dan membangun kesepakatan bersama, jika berdikari ada negatifnya," lanjutnya.
Kepala Resort Mallawa Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Andi Subhan mengatakan Balai Taman Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan pendampingan pengelolaan kopi kepada kelompok tani hutan. Serta membantu lahan kepada kelompok tani tersebut seluas 119 hektare.
"Kopi yang akan dikembangkan ada tiga jenis, yaitu Arabica, Robusta, dan Gember," ujarnya.
Subhan menuturkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan mengevaluasi progres pertanian kopi masyarakat, untuk bantuan penambahan lahan nantinya.
"Wilayah ini sangat cocok untuk segala macam tanaman, jika masyarakat menjaga dengan baik lahan hutan dengan produktif, maka Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan memperluas lahan," jelasnya.
Desa Bentenge terletak di ketinggian 709 Mdpl. Sekitar 11 Km dari jalan Poros Maros-Bone. Tepatnya di Kecamatan Mallawa, dengan jumlah penduduk sekitar 1.000 jiwa.
Desa ini memiliki potensi pertanian yang sangat produktif. Salah satunya, kopi. Masyarakat desa ini telah menanam kopi sejak 20 tahun lalu. Wilayahnya berbatasan dengan hutan konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.