General Motors Ingin Rambah Pasar Kendaraan Listrik di Korea

General Motors ingin perluas posisi mereka di pasar otomotif Korea Selatan.

EPA
General Motors menyatakan komitmennya untuk memasok kendaraan listrik di Korea Selatan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- General Motors Co terus ingin memperluas posisi mereka di pasar otomotif Korea Selatan. Mereka menyatakan komitmennya untuk memperkenalkan lebih banyak kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tengah meningkatnya minat terhadap mobil listrik di negara tersebut.

"Korea Selatan adalah pasar yang sangat urban, sangat maju secara teknologi dengan basis pelanggan yang lebih penting yang mengerti teknologi yang memberi kami kesempatan untuk melakukan itu. Anda mendapatkan infrastruktur yang kuat dari IT," kata Kepala Insinyur Arsitektur di Program Otonomi dan Listrik Kendaraan GM, Jesse Ortega dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Senin.

Pada bulan ini, General Motors telah meluncurkan EV Bolt 2020 yang dapat melakukan perjalanan hingga 414 kilometer dengan sekali pengisian, di pasar Korea Selatan. Sebanyak 9.332 Bolt EV dijual di Korea Selatan selama tiga tahun terakhir hingga 2019.

"Secara global, GM berencana untuk mengungkapkan dua model EV baru lainnya tahun ini, seperti SUV Cadillac Lyriq dan GMC Hummer Electric Vehicle menjelang peluncuran mereka di Amerika Utara dan pasar lain mulai tahun depan," kata Wakil Presiden Senior GM Steve Kiefer.

Peluncuran yang direncanakan itu sejalan dengan komitmen GM untuk meningkatkan adanya nol tabrakan, nol emisi, dan nol kemacetan. Itu juga sejalan dengan strategi kendaraan yang hadir di masa depan.

Pembuat mobil AS itu mengatakan, mereka akan mengalokasikan lebih dari 20 miliar dolar AS untuk pembangunan EV dan proyek kendaraan otonom dari 2020 hingga 2025. Untuk mendorong strategi "unwavering", GM mengatakan akan terus bekerja sama dengan pemasok baterai asal Korea, seperti LG Chem Ltd.

LG Chem mendirikan usaha patungan 50:50 dengan GM pada tahun lalu untuk membangun pabrik sel baterai senilai 2,3 miliar dolar AS di Lordstown, Ohio, untuk memasok kendaraan listrik GM. Konstruksi pabrik akan dimulai tahun ini.

"Kemitraan kami dengan LG Chem akan memberi kami teknologi baterai dan kami merasa ini akan memungkinkan untuk mengarahkan biaya baterai jauh di bawah 100 dolar AS per kilowatt hour di awal siklus platform," kata Kiefer.

Wakil Presiden Program Kendaraan Otonom dan Listrik GM Kenn Morris enggan berkomentar lebih mengenai masa depan perusahaan yang akan mengembangkan baterai yang tahan hingga berjuta mill bersama LG Chem. Jika terisi penuh, sel baterai Ultium akan memungkinkan kendaraan listrik itu berjelajah hingga jarak 500 hingga 600 mil (800 hingga 970 kilometer).

"Kami tidak memiliki berita untuk dibagikan tentang rencana masa depan karena kami memfokuskan upaya kami untuk memproduksi sel baterai Ultium dalam kemitraan dengan LG Chem," tegas dia.

Saat ini, pasar baterai EV telah mengalami kemajuan karena produsen mobil sedang berlomba untuk membangun mobil listrik yang ramah lingkungan. Pembangunan mobil listrik itu sejalan dengan adanya peraturan yang ketat tentang emisi gas rumah kaca, yang menurut para ilmuwan patut disalahkan atas pemanasan global.

Ketua dan CEO GM Mary Barra mengatakan pada bulan Desember bahwa GM berharap untuk bisa berkolaborasi dengan LG Chem pada teknologi sel masa depan. Ia menyebut, penggabungan keahlian manufaktur GM dengan teknologi sel baterai terkemuka LG Chem akan membantu mempercepat pengejaran masa depan yang serba listrik.

Baca Juga


"Itu akan terus meningkatkan nilai yang kami berikan kepada pelanggan kami," kata Barra dalam komentar yang diunggah di situs web perusahaan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler