Beda Media Wahyu Nabi Muhammad SAW, Musa, dan Ibrahim AS
Terdapat perbedaan media turunnya wahyu ke Nabi Muhammad hingga Ibrahim AS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam bentuk perantara suara Jibril, wahyu yang diberikan kepada nabi sebelumnya berupa tulisan di atas luh.
Sehingga wahyu yang diterima Nabi Musa ini mudah dihafal dan selanjutnya disampaikan kepada umat saat itu.
"Memang kalau nabi dan rasul terdahulu sedikit berbeda. Nabi Musa misalnya, Beliau menerima wahyu yang tertulis di atas batu atau disebut dengan luh," kata Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya "Sejarah Alquran".
Ahmad mengatakan, bukti Wahyu yang diterima dalam bentuk tulisan di luh itu sebagaimana yang tertuang di dalam Alquran Al-Araf ayat 145:
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الْأَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا ۚ سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ
"Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh(Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu."
وَلَمَّا سَكَتَ عَنْ مُوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الْأَلْوَاحَ ۖ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ
"Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya." (QS Al-Araf : 154).
Bahkan dalam Alquran diceritakan adegan bagaimana Musa melempar batu tertuliskan kalam suci itu. Adegan ini diabadikan dalam surat Al-Araf ayat 150:
وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَىٰ إِلَىٰ قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِنْ بَعْدِي ۖ أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ ۖ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ ۚ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلَا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
"Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kam menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" (QS Al-Araf : 150).
Selain Nabi Musa juga ada shuhuf Nabi Ibrahim AS disebutkan dalam Alquran surat Al-A’la ayat 19: صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ "Yaitu Kitab-kitab Ibrahim dan Musa."
Hal tersebut berbeda dengan Nabi Muhammad SAW, Jibril tidak datang dengan membawa benda-benda tertentu bertuliskan ayat-ayat Alquran yang terukir. Sebab kalau sampai terjadi, maka akan bertentangan dengan keadaan Nabi Muhammad SAW yang disebut sebagai ummi, tidak membaca dan tidak menulis.
"Keummiyan Nabi Muhammad SAW ini terkonfirmasi di dalam beberapa ayat Alquran, antara lain surah Al-A’raf 157:
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ
"Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar…“
Dan QS Al-A’araf ayat 158:
فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk."