Ben Stiller Tanggapi Rencanan Penurunan Patung Roosevelt

Ben Stiller sarankan patung Roosevelt doganti dengan Robin Williams.

reuters
Ben Stiller sarankan patung Roosevelt doganti dengan Robin Williams (Foto: Ben Stiller)
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Aktor Ben Stiller merespons rencana penurunan patung perunggu mantan Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt yang terletak di luar Museum Sejarah Alam New York. Dia menyarankan untuk menggantinya dengan sosok lain. 

Baca Juga


"Bagaimana jika menggantikannya dengan patung Robin Williams? Dia layak mendapatkannya," tulis pria 54 tahun itu di status Twitter, seperti dikutip dari laman Variety, Selasa (23/6).

Stiller dan mendiang Williams berbagi peran di film Night at the Museum. Williams menghidupkan karakter Roosevelt dalam ketiga sekuel film, sementara Stiller memerankan tokoh utama penjaga museum bernama Larry Daley. 

Film menceritakan peristiwa magis di museum, di mana para figur dan patung yang dipamerkan bisa hidup dan bergerak bebas di malam hari. Roosevelt yang diperankan Williams sebenarnya adalah patung lilin sang mantan presiden. 

Berdasarkan laporan New York Times, penurunan patung Roosevelt merupakan usulan dari pihak museum yang sudah disetujui oleh pemerintah kota New York. Patung yang sudah berdiri sejak 1940 itu banyak menuai kritik. 

Pasalnya, karya seni rupa tersebut menggambarkan Roosevelt duduk di atas kuda, diapit oleh seorang penduduk asli Amerika dan seorang pria Afrika. Banyak yang menyebutnya kontroversial serta mewakili kolonialisme dan rasisme.

Terlebih, saat ini AS tengah diguncang demonstrasi besar-besaran terkait rasisme, menyusul insiden tewasnya George Floyd 25 Mei silam. Floyd adalah pria Afrika-Amerika yang meninggal dunia setelah penahanan tak berdasar dari polisi kulit putih. 

Presiden museum, Ellen V Futter, menyampaikan bahwa pihaknya tersentuh oleh gerakan melawan rasisme yang menguat selama beberapa pekan terakhir. Dia tidak ingin kenangan positif atas sosok Roosevelt tercemar karena sebuah karya seni.

Museum ingin menurunkan patung karena "komposisi hierarkis" yang tidak tepat, bukan karena alasan lain. "Kami telah menyaksikan perhatian dunia dan negara ini semakin beralih ke patung sebagai simbol rasisme sistemik yang kuat dan menyakitkan," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler