Anjing Tetanggaku Bernama Tobo
Buat apa ada anjing Kalau hanya pandai menggonggong
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Sadji, Peserta Workshop Menulis Cerpen Republika
Anjing adalah hewan yang termasuk berkarakter cerdas. Karena itu, untuk ras tertentu bisa dilatih untuk membantu polisi ketika memburu penjahat dan mencari pemakai obat-obatan terlarang.
Anjing juga bisa menjadi hewan piaraan yang disukai banyak orang. Saya punya trauma terhadap yang namanya anjing.
Dulu sewaktu saya tinggal di desa, pernah diendus seekor anjing ketika sedang berbelanja di sebuah toko kelontong terlengkap di desa saya saat itu. Setelah selesai dilayani dan saya akan pergi, sangat terkejut karena seekor anjing mengendus kaki saya.
Saya berlari sekenang-kencangnya dan dikejar pula oleh anjing itu. Maklum, waktu itu saya masih kecil tetapi tidak sampai digigit. Untuk menghilangkan najis dari kemungkinan endusan anjing, saya sampai mencuci sebanyak tujuh kali dan pakai pasir segala sesuai tuntunan agama.
***
Sejak 1990, saya tinggal di komplek perumahan yang tetangga depan rumah saya suka memelihara anjing. Tadinya, anjing tetanggaku itu ada beberapa ekor dan kalau majikannya jalan ke mana saja, anjing-anjing itu selalu mengikuti.
Bahkan ketika bertamu pun anjing-anjingnya dibiarkan mengikuti, padahal tuan rumah ada yang bencinya setengah mati. Sebab, salah satu sifat jelek anjing adalah suka mengendus apa saja yang dia jumpai dan terkadang juga dikencingi, konon untuk menandai wilayah barunya yang ia temui. Bahkan terkadang juga tiba-tiba berak manakala dia jumpai tempat yang tepat untuk buang hajat.
Di antara anjing-anjingnya itu, ada dua ekor yang moncong mulutnya peang alias perot alias agak menceng. Entah itu karena cacat sejak lahir atau barangkali pernah dipermak orang atau jangan-jangan pernah saling berkelahi, tidak seorang pun yang tahu.
Mungkin hanya pemiliknya saja yang tahu tentang riwayat anjing-anjing itu. Namun yang menjadi ciri khasnya adalah gonggongannya yang sangat keras dan asal menggonggong bersahut-sahutan bagaikan baca puisi yang asal-asalan karena dibuat secara serampangan dan asal bunyi.
Belakangan, anjing tetanggaku itu hanya tinggal satu ekor dan diberi nama Tobo. Suatu ketika dia jelaskan makna nama anjing itu. Tobo maksudnya singkatan dari "Tolol" dan "Bodoh".
Dan kalau dipikir memang benar juga, karena anjing itu terbukti hanya pandai menggonggong dan mengorek-orek sampah serta menakuti-nakuti orang khususnya anak-anak sekolah dan orang lewat yang belum dia kenal. Jadi kalau pagi, di kompleks saya, jalanan selalu dihiasi dengan sampah yang berserakan ke mana-mana karena diodol-odol Tobo dan teman-temannya yang berdatangan dari tempat lain pada malam hari.
Suatu ketika, pada bulan Ramadhan, tetangga samping kiri saya dan tepat di depan rumah majikan Tobo kehilangan motor. Motor itu diparkir di teras rumah dan sedang ditinggal berbuka puasa di dalam rumah. Anehnya Tobo yang dibiarkan secara liar itu tidak bereaksi apa-apa.
Pernah sekali waktu, si Tobo menggonggong berkali-kali pada suatu malam. Saya sekeluarga agak takut kalau-kalau ada penjahat sekitar lingkungan rumah. Saya melongok ke sekitar rumah lewat kaca jendela, tetapi ternyata keadaan aman-aman saja.
Saya baru tahu, konon apabila ada anjing berbunyi semacam itu diduga dia sedang menyaksikan makhluk halus yang sedang lewat. Pernah juga tetangga depan sebelah kanan rumah dan hanya bersebelahan selang satu rumah di sebelah kiri rumah majikan Tobo, kecurian tape deck mobilnya yang diparkir di depan rumahnya.
Kejadiannya menjelang subuh dan sempat dipergoki oleh tetangga sebelah rumahnya yang akan berangkat sholat subuh. Tiba-tiba dia dihardik dengan golok oleh kawanan pencuri itu sampai terbirit-birit dan tercebur got karena ketakutan. Lucunya Tobo sama sekali tidak menggonggong padahal dia dibiarkan berkeliaran ke sana ke mari.
Sehingga benarlah seperti kata pemiliknya, Tobo itu hanya pandai menggonggong yang tidak pada tempatnya, tidak bisa berbuat seperti harapan pemilik dan tetangga yang tadinya dipikir bisa membantu menjaga keamanan lingkungan, ternyata memang hanya pandai mengobrak-abrik sampah dan menghampar-hamparkan di jalanan serta menggonggong yang tidak jelas maksudnya.
Sudah beberapa hari ini saya tidak pernah lihat Tobo. Tidak pernah terdengar gonggongannya lagi terutama di malam hari. Juga tidak pernah melihat lagi sampah berserakan di tengah jalan di pagi hari. Apalagi teman-temannya dari lain tempat yang terkadang berdatangan dan saling bercengkerama antar sesama anjing, belakangan ini tidak kelihatan lagi.
Ketika saya tanyakan, barulah saya tahu kalau Tobo sedang sakit dan hanya bisa tiduran saja. Pantas, lingkungan juga jadi berubah 180 derajat, senyap dari gonggongan anjing dan bersih dari sampah yang tidak elok dipandang mata.
Tetapi, tiba-tiba ada isu yang tidak sedap. Beredar kabar, bahwa majikan Tobo menuduh salah seorang tetangga telah meracuni Tobo. Tetangga itu memang pernah melempari Tobo dengan sangat bernafsu karena memporak-porandakan bak-sampahnya.
Kebetulan majikan Tobo sempat menyaksikan langsung adegan itu, sehingga tuduhannya cukup punya dasar walaupun sebenarnya termasuk perilaku sangat ceroboh menurut hitungan hubungan hidup bertetangga. Mendengar kabar tuduhan yang tidak mengenakkan dan sampai ke telinganya, tetangga itu lalu pasang siasat dan punya akal untuk menjernihkan suatu kebenaran, agar berita yang salah atau bohong tidak menjadi pembenaran.
Dihubungilah seorang Dokter Hewan temannya sewaktu di SMA dulu, untuk memeriksa, ada masalah apa dengan kondisi kesehatan Tobo. Dengan dalih ikut prihatin karena Tobo belakangan absen dalam menjaga keamanan kampung, dokter hewan yang dibawa tetangga itu dengan seksama memeriksa kesehatan Tobo di kamar yang disediakan majikannya.
Kesimpulan dokter hewan, Tobo menderita sakit karena sudah tua dan terkena virus yang bisa merenggut nyawanya, tetapi bukan karena racun. Penjelasan dokter hewan yang panjang lebar, cukup meyakinkan sang pemelihara Tobo. Dia merasa bersalah karena menyebarkan prasangka yang keliru selama ini.
Beberapa hari kemudian, Tobo yang sempat membaik, tiba-tiba mati dengan tenang. Ada yang bersedih dan merasa kasihan, tetapi ada juga yang merasa senang karena lingkungan menjadi tertib sampah dan bebas dari kotoran anjing yang biasanya memang buang hajat di sembarang tempat karena kehidupannya yang dibiarkan secara liar. Maka, ada saja di antara penduduk yang memunculkan puisi nakal yang berbunyi demikian:
Buat apa ada anjing
Kalau hanya pandai menggonggong
Buat apa ada anjing
Kalau gonggongannya tidak jelas apa tujuannya
Buat apa ada anjing
Kalau tidak bisa ikut menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan
Buat apa ada anjing
Kalau bisanya cuma mengodol-odol dan memporak-porandakan sampah
Buat apa ada anjing
Kalau hanya pandai berebut sampah dengan kucing dan tikus.