Direktur Telkom Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Telkom akan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk ekspansi ke digital.

Telkom Group
Direktur Utama Ririek Adriansyah (kiri) berbincang dengan Direktur Digital Business Muhammad Fajrin Rasyid usai RUPST Telkom Tahun Buku 2019 di Jakarta, pekan lalu. Dalam sebuah diskusi virtual yang digelar Kementerian BUMN pada Jumat (26/6), Fajrin menjelaskan potensi ekonomi digital Indonesia.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia memiliki prospek yang cerah ke depan. Oleh karenanya, transformasi digital menjadi keharusan bagi setiap perusahaan, termasuk BUMN seperti Telkom.

Baca Juga


Berdasarkan proyeksi Temasek, kata Fajrin, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai 133 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 1.500 triliun pada 2025. Satu hal yang menarik, Temasek membuat riset mengenai proyeksi ekonomi digital Indonesia sebanyak tiga kali dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Hasil riset 2015 memproyeksikan ekonomi digital Indonesia mencapai 85 miliar dolar AS, sedangkan pada 2017 sebesar 100 miliar dolar AS, dan pada 2019 mencapai 133 miliar dolar AS. "Artinya ekonomi digital berkembang lebih cepat dari yang diduga sebelumnya sehingga transformasi digital menjadi sebuah keharusan," ujar Fajrin dalam diskusi virtual bertajuk Indonesia Muda Club yang diselenggarakan Kementerian BUMN pada Jumat (26/6).

Fajrin menyampaikan, Telkom juga menjadikan data ini sebagai masukan bagi pengembangan transformasi digital perusahaan. Kata Fajrin, Telkom terus meningkatkan digitalisasi guna mendorong efisiensi perusahaan. Selain itu, Telkom juga ingin meningkatkan pelayanan terhadap customer experience.

"Ini hal yang menarik karena selama 10 tahun terakhir konsumen bisa mengakses layanan instan," kata Fajrin.

Telkom, kata Fajrin, harus siap mengoptimalkan layanan digital guna menjawab kebutuhan pelanggan. Fajrin menambahkan Telkom juga harus melihat peluang untuk transformasi bisnis ke depan. Telkom tak boleh terus-menerus berada pada zona nyaman lantaran posisinya yang kokoh di bisnis konektivitas digital.

"Kita harus melihat apakah bisa ekspansi ke bisnis baru, yang sebelumnya belum ada, dengan digital menjadi ada. Kita lihat sekarang banyak industri baru yang bermunculan," kata Fajrin. 

Fajrin menyebut digital platform seperti payment dan digital service yang merupakan layanan yang menyentuh individu atau dunia usaha akan jadi fokus Telkom ke depan.

"Telkom sudah memiliki basis yang kuat di konektivitas dan Telkom akan gunakan kekuatan itu untuk ekspansi ke digital platform dan digital services untuk menjadi digital telco company terdepan," ungkap Fajrin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler