Seorang Dokter PPDS Gugur Akibat Terpapar Covid-19

Masih ada empat dokter PPDS di Surabaya yang dirawat akibat Covid-19.

Antara/Moch Asim
Ruang Isolasi Khusus (RIK) RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur. Seorang dokter yang tengah menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS) meninggal di RSUD dr Soetomo akibat Covid-19.
Rep: Dadang Kurnia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi mengonfirmasikan kabar meninggalnya seorang dokter yang tengah menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS) akibat Covid-19. Ia mengungkapkan, korban ialah dr Putri Wulan Sukmawati.

Menurut Joni, dr Putri sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Unair pada 16 Juni 2020 kemudian dialihkan perawatannya ke RSUD dr Soetomo pada 18 Juni 2020 karena kondisinya yang terus menurun. Ia mengungkapkan bahwa dr Putri mengalami obesitas dan memiliki riwayat penyakit komorbid lainnya.

"Sebenarnya sudah pernah baik, sudah pernah lepas ventilator, tapi kemudian memburuk lagi. Itulah virus corona, sangat susah," kata Joni di Surabaya, Senin (6/7).

Baca Juga



Hingga sekarang, menurut Joni, sudah ada tiga dokter yang menjalani program PPDS yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Ketiganya tidak bertugas di ruang isolasi khusus Covid-19.

"Ya itulah menunjukkan bahwa di manapun berada, bisa kena. Makanya harus hati-hati," ujar Joni.

Di samping itu, menurut Joni, saat ini masih ada empat dokter PPDS yang masih dirawat akibat Covid-19. Satu orang dirawat di RSUD dr Soetomo dan tiga sisanya di RS Unair.

"Alhamdulillah kondisinya baik, semoga tidak ada masalah," ujar Joni.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyampaikan duka mendalam atas kepergian dokter yang tengah menempuh pendidikan spesialis anak tersebut. Kepergian dr Putri, menurut Emil, memberikan gambaran bahwa virus SARS CoV-2 bisa menyerang siapa saja, sekalipun dokter yang tidak menangani pasien positif Covid-19.

"Hal ini menunjukkan kalau Covid-19 memang ada di sekitar kita," ujar Emil.

Mantan Bupati Trenggalek itu meminta masyarakat, khususnya tenaga medis, untuk meningkatkan kewaspadaannya, terlepas menangani Covid-19 maupun tidak. Emil mengaku, Pemprov Jatim telah menyiapkan kebutuhan terkait alat pelindung diri para tenaga medis, di antaranya, dengan menyiapkan banyak Alat Pelindung Diri dan memerhatikan skema kerja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler