Astronom Temukan 'Tembok Galaksi' Raksasa

South Pole Wall merupakan struktur yang mirip tirai yang membentang di alam semesta.

www.kaheel7.com
Alam semesta (ilustrasi).
Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Peta tiga dimensi dari alam semesta telah mengungkapkan apa yang disebut Tembok Kutub Selatan (South Pole Wall). Tembok Kutub Selatan adalah sebuah struktur kosmik masif yang membentang 1,4 miliar tahun cahaya dan berisi ribuan galaksi.

Tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Daniel Pomarède dari Universitas Paris-Saclay di Prancis dan R. Brent Tully dari Universitas Hawaii di Amerika Serikat (AS) melaporkan teman ini dalam The Astrophysics Journal yang dirilis pada 10 Juli lalu.

Baca Juga



Dilansir Sputnik, struktur kosmik yang baru ditemukan tersebut mirip dengan tirai yang membentang di sepanjang perbatasan selatan alam semesta. Selain mengandung ribuan galaksi, South Pole Wall juga mengandung sejumlah besar gas dan debu.

Dalam penelitian, disebutkan bahwa struktur adalah fitur dekat yang terbesar dalam volume lokal dan sebanding dengan Sloan Great Wall, pada jarak setengahnya.

Sloan Great Wall juga merupakan dinding galaksi raksasa yang ditemukan oleh Universitas Princeton AS pada 20 Oktober 2003. Meski beberapa struktur kosmik yang sangat besar telah ditemukan, termasuk Great Wall, Sloan Great Wall, Hercules-Corona Borealis Great Wall, hingga Bootes Void, South Pole Wall tetap menjadi yang istimewa karena terletak begitu dekat, yaitu setengah miliar tahun cahaya.

Faktanya, South Pole Wall terletak tepat di belakang galaksi Bimasakti di Zone of Galactic Obscuration, sebuah area di bagian selatan langit tempat cahaya Bimasakti menghalangi massa lain dari pandangan. Pomarède mengatakan satu hal yang mengejutkan bagi para peneliti dalam studi ini adalah bahwa struktur tersebut sebesar Sloan Great Wall dan dua kali lebih dekat tanpa disadari, tersembunyi di sektor tersembunyi di langit selatan.

Para peneliti dapat menemukan struktur dengan mengukur redshift atau yang merupakan kecepatan di mana benda-benda menjauh dari Bumi karena ekspansi alam semesta. Teknik ini didasarkan pada fenomena pergeseran merah, yang terjadi ketika radiasi elektromagnetik dari suatu benda mengalami peningkatan panjang gelombang.

Semakin jauh dari pengamatan suatu objek, maka semakin cepat itu tampak surut. Cahaya yang dipancarkannya bergeser ke panjang gelombang yang lebih rendah, berenergi lebih rendah dan tampak berwarna merah bagi pengamat. Inilah dasar penamaan redshift untuk fenomena tersebut.

Para peneliti mendeteksi South Pole Wall melalui pengamatan redshift dan pengukuran kecepatan galaksi lain, yang digunakan untuk melihat bagaimana galaksi berinteraksi secara gravitasi dan mendeteksi massa tersembunyi. Ilmuwan telah melihat bahwa beberapa galaksi bergerak menjauh dari Bumi lebih cepat dari yang diperkirakan, sementara yang lain bergerak lebih lambat. Itu mengungkapkan adanya massa materi yang mempengaruhi gerakan galaksi, yaitu tembok yang baru ditemukan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler