Unismuh Makassar Galang Donasi untuk Korban Banjir Masamba

Banjir ini dilaporkan sebagai banjir terparah yang melanda wilayah tersebut.

Antara/Muktar
Kondisi bantaran sungai Masamba akibat banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). Akibat banjir bandang tersebut mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan ratusan rumah tertimbun lumpur.
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Universitas Muhammadiyah Makassar yang dimotori Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menggalang donasi dan membuka posko bencana untuk korban banjir bandang di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel.


"Sejak Selasa (14/7) lalu, kami telah membuka posko bencana untuk korban banjir bandang dan menyediakan kebutuhan konsumsi bagi mereka," kata Dekan FKIP Unismuh, Erwin Akib di Makassar, Rabu (16/7).

Sebagai gambaran, kebutuhan konsumsi yang sudah disiapkan di antaranya 200 dos air mineral, 900 kaleng susu cair, dan 500 buah susu kemasan dos. Selain itu disalurkan pula 20 dos biskuit, serta beberapa karung pakaian layak pakai. Tak lupa bantuan berupa sabun cuci dan sabun mandi.

“Kami juga mendapat kabar bahwa masyarakat masih kekurangan penerangan, berhubung listrik yang terputus. Oleh karena itu, kami juga sudah menyiapkan sekitar 500 batang lilin untuk warga Masamba,” kata Erwin.

Dia mengatakan, pada awal bulan Juli 2020 lalu, Unismuh juga telah menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir yang sempat melanda Masamba, di penghujung bulan Juni. Saat itu, bantuan dari FKIP Unismuh diterima langsung Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani.

Program kemanusiaan FKIP Unismuh memang telah menjadi salah satu bagian dari kegiatan pengabdian Masyarakat yang dikemas dalam bentuk “Gerakan Ta’awun”. Program ini diluncurkan sejak 1 Juni 2020, bersamaan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim gabungan BPBD Sulsel di lapangan diketahui, ratusan rumah warga di Kab. Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dihantam banjir bandang pada Senin malam (13/7). Sebanyak 4.930 keluarga di 6 kecamatan terdampak. Hingga saat ini 16 orang dilaporkan meninggal dunia dan 46 lainnya masih dalam pencarian.

Banjir ini dilaporkan sebagai banjir terparah yang melanda wilayah tersebut. Ratusan rumah warga terendam lumpur bercampur pasir setelah diterjang air bah setinggi dua meter.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler