Tujuan Misi ke Mars UEA untuk Memacu Industri Sains
REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA) akan meluncurkan pesawat luar angkasanya menuju Planet Mars dari Pulau Tanegashima, Jepang, Jumat (17/7) waktu UEA. Peluncuran pesawat tanpa awak yang dinamakan Hope itu bertujuan menginspirasi para ilmuwan masa depan di negeri kaya minyak bumi tersebut.
Melansir laporan The New York Times, Kamis (16/7), misi ini disebut sebagai langkah paling berani oleh sebuah negara yang ingin mempertahankan kesejahteraan yang telah dihasilkan oleh minyaknya. UEA meyakini program luar angka sebagai salah satu caranya.
Pesawat luar angkasa orbiter itu ukurannya hanya sebesar mobil Mini Cooper. Menelan biaya 200 juta dolar AS (sekitar Rp 2,9 triliun), pesawat Hope hanya akan membawa tiga instrumen: spektrometer inframerah, spektrometer ultraviolet, dan kamera.
Pembuatannya merupakan hasil kerja sama dengan Laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa di Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat. Insinyur UEA bekerja berdampingan dengan rekan-rekan mereka di Boulder untuk belajar merancang dan merakit pesawat ruang angkasa.
"Salah satu persyaratan yang diberikan pemerintah kepada kami sejak awal, 'Anda harus membangunnya, bukan membelinya'," kata Manajer Proyek Hope Omran Sharaf saat konferensi pers, Kamis.
Karena belum memiliki industri roket sendiri, UEA membeli roket peluncuran untuk Hope kepada Mitsubishi Heavy Industries, perusahaan Jepang. Diluncurkan besok, Hope diperkirakan akan tiba di orbit Mars pada Februari 2021.
Dari orbitnya yang tinggi (mulai dari 12.400 mil hingga 27 ribu mil di atas permukaan), Hope akan memberi para ilmuwan pandangan menyeluruh pertama mereka tentang cuaca Mars sepanjang hari. Dalam misi selama dua tahun itu, Hope juga akan menyelidiki bagaimana badai debu dan fenomena cuaca lainnya mempengaruhi atmosfer planet.
Namun demikian, semua itu bukan alasan utama pemerintah UEA membangun Hope. “Banyak dari Anda mungkin bertanya kepada kami, 'Mengapa ruang angkasa?' Ini bukan tentang mencapai Mars," kata Sharaf.
Tujuan utama misi ini, lanjut Sharaf, adalah menginspirasi anak-anak sekolah dan memacu industri sains dan teknologinya, yang pada gilirannya akan memungkinkan UEA mengatasi masalah-masalah kritis seperti makanan, air, energi, dan ekonomi setelah habisnya minyak bumi. "Ini tentang memulai menggulirkan bola dan menciptakan perubahan yang disruptif, dan mengubah pola pikir," kata Sharaf.