Belasan Ribu Buruh di Cianjur Masih Dirumahkan

Belasan ribu buruh dan karyawan masih dirumahkan sebagai dampak pandemi Covid-19

Antara/M Ibnu Chazar
Belasan ribu buruh dan karyawan masih dirumahkan sebagai dampak pandemi Covid-19. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur mencatat hingga saat ini belasan ribu buruh dan karyawan di wilayah tersebut masih dirumahkan akibat Covid-19. Baru seribuan orang yang sudah kembali bekerja.

Sebagian besar mereka yang sudah kembali bekerja di sektor pariwisata seperti hotel dan objek wisata yang tercatat baru 1.000 orang. "Selama pandemi lebih dari 12 ribu orang buruh dan karyawan dirumahkan karena operasional hotel, rumah makan, pabrik, dan pusat keramaian dihentikan," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jamsosten Disnakertrans Cianjur Aries Heriansah di Cianjur Senin.

Pihaknya menilai masih dirumahkannya belasan ribu buruh dan karyawan tersebut karena Juli diprediksi sebagai puncaknya penyebaran virus Corona. Perusahaan tidak ingin mengambil risiko, terlebih untuk sejumlah pabrik masih minimnya bahan baku impor yang masuk karena batasan dari sejumlah negara termasuk Indonesia.

Meskipun belum mendapat kepastian kapan mereka akan kembali dipekerjakan, Disnakertrans telah melayangkan surat ke perusahaan yang ada di Cianjur. Perusahaan diminta melaporkan kepastian apakah akan kembali mempekerjakan karyawannya atau ada pemutusan hubungan kerja. Hal ini sebagai upaya pendataan yang akan dilaporkan ke provinsi dan pusat.

"Tapi hingga saat ini hanya beberapa perusahaan kecil yang terpaksa melakukan PHK karena berbagai alasan seperti tidak ada bahan baku dan kontrak kerja yang sudah habis. Selama dirumahkan ada yang mendapat jaminan dari perusahaan dan tidak. Untuk sektor pariwisata sebagian besar mendapat jaminan dari pihak manajemen," kata Aries.

Terkait seribuan buruh dan karyawan yang sudah dipekerjakan kembali, Disnakertrans masih menunggu laporan resmi dari pihak perusahaan dan manajemen. Saat ini pendataan dilakukan berdasarkan kunjungan pihak dinas beberapa waktu lalu ke sejumlah hotel dan objek wisata yang sudah kembali dibuka.

"Untuk pabrik kami belum mendapat laporan apakah sudah kembali beroperasi normal atau belum, sehingga kami melayangkan surat yang harus diisi pihak perusahaan sebagai upaya mendata secara pasti. Harapan kami laporan sudah diterima satu pekan kedepan," jelas Aries.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler