Dihantam Pandemi, Legislator Optimistis AP II Segera Bangkit

AP II mendapatkan suntikan dana pinjaman dari BNI kurang lebih Rp 750 miliar

ANTARA/MUHAMMAD IQBAL
Petugas memeriksa dokumen kesehatan calon penumpang sebelum melakukan lapor diri (chek in) di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/6/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara mulai menjalankan skenario protokol penerapan tatanan normal baru mulai dari pemeriksaan kesehatan, penggunaan fasilitas bandara, tramsaksi tanpa uang cash disejumlah tenant bisnis yang ada di bandara, serta menerapkan prosedur physical distancing
Rep: Ali Mansur Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan warga dunia, tapi juga menghantam perekonomian hampir di seluruh dunia. Tidak terkecuali dengan perekonomian Indonesia diberbagai sektor. Bahkan sejumlah perusahaan BUMN, salah satunya, PT Angkasa Pura II (Persero) juga terkena hantaman Covid-19.

"Kalau kita bicara pandemi Covid saat ini, kita bukan hanya bicara soal masalah kesehatan, tetapi juga soal keuangan, yaitu laba, pendapatan, kerugian, dan hutang. Kita semua tahu bahwa tingkat pendapatan BUMN di masa pandemi ini anjlok semua, termasuk AP II," ujar anggota Komisi VI DPR RI Ananta Wahana, dalam keterangannya, Rabu (22/7).

Politikus PDI Perjuangan tersebut memperkirakan, pendapatan Angkasa Pura II hingga akhir tahun 2020 ini hanya bisa meraih sekitar 50 sampai dengan 60 persen dari rata-rata pendapatan tahunannya. Meski demikian, Ananta mengaku optimistis, perusahaan pelat merah itu bisa segera menata kembali kegiatan bisnisnya. Apalagi, belum lama ini AP II mendapatkan suntikan dana pinjaman dari BNI kurang lebih Rp 750 miliar.

"Dengan dana segar ini AP II bisa mulai menata kembali alur bisnis penerbangan dan pengelolaan bandara yang babak belur dalam beberapa bulan terakhir sejak pandemi Covid-19," tutur Ananta.

Kemudian, Ananta juga menyoroti terkait dengan wacana penggabungan AP I dan AP II menjadi satu perusahaan. Menurutnya, ini juga berarti akan banyak terjadi perampingan, baik di jajaran manajemen, perampingan operasional, maupun perampingan keuangan. Mengingat peran kunci AP II sebagai gerbang masuk dan keluar Indonesia, peleburan dan perampingan ini kiranya harus dijalankan dengan mulus.

"Jangan sampai perampingan ini mengganggu operasional perusahaan dan menimbulkan benturan-benturan internal," terang Ananta.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler