Karawang Antisipasi Potensi Kekeringan Ganggu Produksi Beras

Persediaan air di Waduk Jatiluhur dinilai masih mencukupi untuk sawah Karawang

Antara/M Ibnu Chazar
Petani mencari tanaman padi yang bisa dipanen di Desa Bangle, Karawang, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019).
Rep: Zuli Istiqomah Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Karawang menjadi lumbung padi nasional yang memenuhi kebutuhan banyak daerah. Memasuki musim kemarau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melalui Dinas Pertanian mengantisipasi potensi kekeringan yang dapat mengganggu produksi beras yang dihasilkan petani pada musim kemarau tahun ini.

Baca Juga


Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Edi Suryana mengatakan musim kemarau mempengaruhi pada produktivitas pertanian setiap tahunnya. Namun, pihaknya berupaya mengantisipasi terutama berhubungan dengan ketersediaan air untuk pengairan areal sawah.

"Kami koordinasi terus dengan Perum Jasa Tirta II, alhamdulilah persediaan air di waduk Jatiluhur, Insyaallah mencukupi. Biasanya di tahun-tahun yang lalu pada bulan Juli air Jatiluhur di bawah normal tapi sekarang tampungan air cukup banyak di atas normal," kata Edi saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/7).

Edi mengatakan dengan masih cukupnya tampungan air di saluran irigasi, petani pun didorong memulai musim tanam periode dua pada tahun ini. Sehingga, ketersediaan air masih bisa dimanfaatkan secara optimal di awal musim kemarau. Pihaknya telah mendorong petani mempercepat masa tanam sehingga saat ketersediaan air menipis pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu terutama pada daerah yang rawan kekeringan seperti Pakisjaya, Pangkalan, Tegalwaru, dan Banyusari.

Selain  itu, kata dia, pihaknya sudah melakukan pengerukan saluran irigasi yang ada di Karawang. Pengerukan tersebut dapat membuat volume air bisa lebih besar tertampung guna kebutuhan pertanian masyarakat. Ia menambahkan pihaknya juga persiapan pompa air bagi sawah yang kekeringan sehingga memanfaatkan pompa dari sumber air yang ada nantinya.

"Seperti untuk Jatisari sekarang lagi di perbaiki saluran airnyamudah-mudahan ke depan tidak lagi kekurangan air. Kita buatkan pompanisasi/ pipanisasi juga pengerukan di lokasi lainnya," tuturnya.

Ia menyebutkan produktivitas sawah di wilayah Karawang masih berjalan seperti pada normalnya. Sejak awal hingga pertengahan tahun ini tercatat sudah 124.013 hektare sawah ditanam pada musim tanam periode kedua ini.

"Luas areal sawah di Karawang seluas 94.551 hektare. dalam satu tahun dua kali musim tanam hingga bulan Juli ini sudah 124.013 hektar yang ditanam," ujarnya.

Ia mengatakan untuk panen periode Januari hingga Juni sudah 72.573 hektare sawah petani dipanen. Tahun 2019 lalu, Karawang berhasil memanen 186.688 hektare sawah selama satu tahun. Dari luas itu dihasilkan 1.389.589 ton beras Karawang yang dimanfaatkan untuk kebutuhan berbagai daerah. Ia berharap target tahun ini juga bisa terealisasi dengan percepatan tanam pada msuim kemarau ini. Sehingga, pasokan beras juga tidak terganggu dengan kondisi musim kemarau nantinya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Yasin Nasrullah mengatakan musim kemarau harus diwaspadai potensi kekeringan di sejumlah daerah di Karawang. Beberapa wilayah merupakan daerah yang rawan kekeringan saat musim kemarau tiap tahunnya.

"Kecamatan Pakisjaya, Pangkalan, Tirtajaya, Tegalwaru, dan Telukjambe Barat yang rawan kekeringan," kata Yasin dihubungi terpisah.

Pihaknya menyiapkan bantuan penyaluran air bersih jika nantinya terdapat wilayah yang kekurangan air bersih. BPBD juga berkoordinasi dengan PDAM Karawang untuk bantuan air bersih. Masyarakat juga diharapkan bisa memanfaatkan potensi menabung air di lahan sekitarnya agar saat kemarau bisa dimanfaatkan menjadi sumber air tanah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler