Kiprah Militer Sultan Muhammad II Usai Konstantinopel
Usai Konstantinopel, Sultan Muhammad II melanjutkan kiprah militernya.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sejak Konstatinopel ditaklukan Turki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Muhammad II (Mehmed II), maka wilayah itu dijadikan ibu kota kesultanan. Maka, pemindahan ibu kota dari Adrianopel ke Konstantinopel dilakukan pada tahun itu juga.
Menurut Prof Hamka (Buya Hamka) dalam bukunya yang berjudul Sejarah Umat Islam, pemindahan ibu kota dimaksudkan untuk melancarkan maksud Sultan untuk memperluas kekuasaan dan kesultanannya. Sejak 1458 hingga 1460, Sultan berjuang menundukkan Serbia sampai negeri itu ditaklukkan secara langsung.
Pada 1456, Sultan menaklukkan wilayah Athen di Yunani setelah pertempuran yang dahsyat. Pada 1460 ditaklukkan pula Mora yang sehabis itu dipalingkannya wajahnya kembali ke Asia Kecil untuk menundukkan sisa-sisa kerajaan yang belum tunduk. Di antaranya adalah Trabzun.
Pada 1464 Sultan menaklukkan Bosnia dan dijadikan satu wilayah dengan wilayah Kesultan Utsmani. Maka, seluruh pantai Krimea pun jatuhlah di bawah kekuasaan Sultan.
Setelah itu, ditundukkan pula wilayah Aga Karman dan pada tahun 1477 Sultan menaklukkan pulau-pulau Venesia dan ditaklukanya pula Kroasia dan Sekudra.
Pada 1480, pulau-pulau di hadapan pantai Yunai dan Italia juga masuk ke dalam kekuasaan Sultan. Dan akhir pertempuran itu adalah menaklukkan Toronto di Italia.
Menurut Buya Hamka, semua penaklukkan itu menjadi lancar sebab satu hal. "Hubungan Asia dan Eropa telah dalam kekuasaannya, Konstantinopel," tulis Buya Hamka.