Harga Minyak Turun Tipis Didorong Kekhawatiran Investor
Pelemahan harga minyak juga karena parlemen AS berdebat soal paket stimulus ekpnomi.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global turun pada akhir perdagangan Selasa (28/7), setelah menguat sehari sebelumnya. Pelemahan terjadi ketika anggota parlemen AS bersiap untuk berdebat tentang paket stimulus ekonomi. Juga karena investor khawatir tentang kenaikan kasus virus corona di seluruh dunia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 19 sen atau 0,4 persen menjadi menetap di 43,22 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 56 sen atau 1,4 persen menjadi ditutup di 41,04 dolar AS per barel.
Brent masih di jalur untuk kenaikan bulanan keempat. Minyak mentah AS diperkirakan akan naik untuk bulan ketiga.
Partai Republik AS pada Senin (27/7) meluncurkan proposal bantuan baru virus corona yang disepakati dengan Gedung Putih, empat hari sebelum jutaan orang Amerika kehilangan tunjangan pengangguran yang diperpanjang. Namun, paket itu menghadapi penentangan baik dari Demokrat maupun dari beberapa Republik.
"Ada kekhawatiran dengan stimulus dari Washington, yang sangat penting untuk minyak dan untuk mendukung permintaan, terutama untuk bensin," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York. Kilduff menambahkan semakin lama pembicaraan berlangsung, akan semakin membebani sentimen pasar, juga negatif untuk harga.
Kepercayaan konsumen AS melemah pada Juli di tengah maraknya infeksi Covid-19 di seluruh negara. Kasus di seluruh dunia telah meningkat menjadi sekitar 16,57 juta orang.
Investor sedang menunggu hasil pertemuan panel pengaturan kebijakan Federal Reserve AS pada Selasa (28/7) dan Rabu (29/7). Panel ini diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.