FDA Setujui Tes Covid-19 RT-PCR untuk Orang tak Bergejala

Tes Covid-19 RT-PCR tadinya hanya diberikan kepada orang yang memenuhi kriteria.

AP Photo/Matt York
Petugas medis bersiap melakukan pemeriksaan Covid-19 terhadap warga di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Food and Drug Administration (FDA) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk alat tes Covid-19 RT-PCR dari LabCorp. Dengan izin EUA ini, alat tersebut bisa digunakan pada orang-orang yang tak menunjukkan gejala Covid-19.

"(Izin diberikan) setelah perusahaan memberikan data ilmiah yang menunjukkan kemampuan tes ini ini untuk mendeteksi SARS-CoV-2 pada populasi umum dan tak bergejala," jelas FDA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Today.

Sebelumnya, tes Covid-19 RT-PCR ini hanya diberikan kepada orang-orang yang memenuhi kriteria tertentu. Salah satunya adalah orang-orang yang memiliki gejala Covid-19 atau melakukan kontak dekat dengan kasus Covid-19 terkonfirmasi.

Juru Bicara LabCorp mengatakan tak ada yang diubah pada alat tes Covid-19 RT-PCR milik mereka. Bedanya, kini mereka mendapatkan izin baru untuk memperluas penggunaan alat tersebut kepada orang-orang yang tak memiliki gejala.

Di saat yang sama, berbagai laboratorium di Amerika Serikat tampak kewalahan dalam mengelola hasil pemeriksaan tes Covid-19. Hal ini berujung pada penundaan keluarnya hasil tes Covid-19.

Orang-orang tak bergejala juga dinilai perlu menjalani tes Covid-19 mengingat sebagain besar kasus Covid-19 adalah kasus tak bergejala atau bergejala ringan. Pasien Covid-19 tak bergejala juga diketahui memiliki jumlah virus yang serupa dengan pasien Covid-19 yang bergejala. Hal ini diketahui melalui sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari Broad Institute of MIT dan Harvard University.

Berdasarkan hal ini, tim peneliti menilai alat tes PCR juga efektif untuk digunakan pada orang-orang yang tak bergejala. Salah satunya adalah alat tes RT-PCR dari LabCorp.

Tes PCR bekerja dengan cara mendeteksi potongan kecil material genetik virus. Semakin banyak virus, semakin mudah alat tes mendeteksinya.

"Anda tidak tahu siapa yang memiliki virus,dan kecuali Anda melakukan pengetesan secara luas, kita tak bisa memberi dampak besar terhadap penurunan (kasus) di tengah masyarakat," ungkap associate professor di bidang penyakit menular dari University of California Peter Beernink.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler