BPBD Lebak Siagakan Tiga Kendaraan Tangki Hadapi Kekeringan
Tiga mobil tangki memiliki kapasitas 6.000 liter/tangki.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyiagakan tiga unit kendaraan tangki untuk menghadapi kekeringan sehubungan memasuki musim kemarau.
"Kami siap menyalurkan air bersih jika warga mengalami kekeringan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Rabu (29/7).
BPBD Lebak hingga kini belum menerima laporan warga mengalami krisis air bersih akibat kemarau yang terjadi sejak sepekan terakhir. Namun, pihaknya tetap menyiagakan sebanyak tiga mobil tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki.
Pendistribusian air bersih kepada warga secara gratis karena terjadi bencana alam dan ditanggung oleh pemerintah daerah. "Kami akan menyalurkan air bersih kepada warga yang mengalami kekeringan jika prosedur ditempuh," katanya menjelaskan.
Menurut dia, berdasarkan pemantauan daerah rawan kekeringan hingga menimbulkan krisis air bersih, tersebar di Kecamatan Sajira, Muncang, Cipanas, Cibadak, Warunggunung, Banjarsari, Cimarga, Cirinten, Bojongmanik, Cihara, Cilograng dan Wanasalam.
Sebagian besar mereka yang mengalami krisis air bersih itu, karena tidak memiliki pompa air mesin dan belum tersentuh jaringan PDAM. Selain itu juga tidak memiliki sumber air baik dari aliran sungai maupun sumber mata air.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Bupati Lebak.
Pengajuan permohonan pasokan air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) itu menempuh prosedur karena menggunakan dana APBD yang harus dipertanggungjawabkan.
"Kami berharap masyarakat mengajukan pemohonan bantuan air bersih ke Bupati Lebak dan diketahui aparat desa dan kecamatan," ujarnya.
Ia menyebutkan, kemungkinan besar kemarau tahun 2020 hingga berlangsung sampai November 2020,sehingga terus dilakukan penguatan untuk mengantisipasi bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa.
BPBD Lebak kini menyiapkan peralatan evakuasi, logistik dan obat-obatan, sehingga bertindak cepat melakukan tindakan penyelamatan.
Selain itu juga pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait juga para relawan yang tersebar di desa-desa rawan bencana alam.
"Kami minta warga pada musim kemarau agar meningkatkan waspada bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya menjelaskan.