WarnerMedia akan Investigasi Program 'Ellen DeGeneres Show'

Program televisi ini dituding memiliki lingkungan kerja yang 'beracun'.

EPA
Program televisi 'Ellen DeGeneres Show' akan diinvestigasi. (ilustrasi).
Rep: Santi Sopia Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Program televisi "The Ellen DeGeneres Show" dalam penyelidikan internal terkait dugaan lingkungan kerja yang 'beracun' alias toksik. Tuduhan ini awalnya datang dari mantan staf yang mengungkapkan bahwa di lingkungan kerja acara tersebut kerap terjadi hal-hal 'beracun' seperti hukuman mengambil cuti medis hingga ketakutan mengajukan keluhan.

Mantan karyawan itu juga mengatakan produser senior acara tersebut pernah berlaku rasialisme terhadap staf kulit hitam dan hanya mengingat nama-nama staf kulit putih.



Menurut laporan dari Variety dan The Hollywood Reporter seperti dilansir di Pinkvilla, Rabu (29/7), "The Ellen DeGeneres Show" yang sudah bergulir sejak 2003 itu akan menjalani penyelidikan internal oleh WarnerMedia. Eksekutif TV telah mengirim memo kepada staf acara tersebut pada pekan lalu terkait pelibatan WarnerMedia dan perusahaan pihak ketiga untuk investigasi.

Awal bulan ini, banyak mantan karyawan yang menyatakan bahwa lingkungan kerja di belakang layar sangat 'beracun'. Produser eksekutif Ed Glavin, Mary Connelly, dan Andy Lassner menanggapi tuduhan tersebut. Mereka bertanggung jawab penuh dan merasa sudah melakukan hal yang sepatutnya.

Selama hampir dua dekade, acara tersebut menghadirkan 3.000 episode dan mempekerjakan lebih dari 1.000 anggota staf. Menurut ketiganya, pihak acara juga telah berusaha menciptakan lingkungan kerja yang terbuka, aman, dan inklusif.

"Kami benar-benar patah hati dan menyesal mengetahui, bahkan satu orang dalam keluarga produksi kami memiliki pengalaman negatif," kata mereka.

Sebagai catatan, tanggung jawab sehari-hari dari pertunjukan "The Ellen DeGeneres Show" sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak acara. Produser juga berkomitmen untuk menanggapi tuduhan ini dengan serius sekaligus menjadi bahan evaluasi agar lebih baik ke depannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler