Islam di India, Sumbangsih untuk Negara yang Cukup Besar

Islam di India memberikan kontribusi yang cukup besar sepanjang sejarah.

REUTERS/Adnan Abidi
Islam di India memberikan kontribusi yang cukup besar sepanjang sejarah. Pemandangan masjid Jama Masjid di kawasan tua Delhi, India.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak memperoleh kemerdekaannya pada 15 Agustus 1947, India menjadi negara republik.


Konstitusi negara yang terletak di antara laut Arab di sebelah barat dan Teluk Benggala di sebelah timur ini menjamin hak-hak dasar warga negaranya.

Sejak itu, umat Islam yang minoritas tetap memperoleh kebebasan dalam pengembangannya dan hidup berdampingan dengan agama lain.

Umat Islam di India menyebar di negara-negara bagian Uttar Pradesh, Bengali Barat, Bihar, Kerala, Assam, Andra Pradesh, Maharashtra, Tamil Nadu, Gujarat, Karnataka, dan Madya Pradesh.

Kebanyakan Muslim India adalah petani. Di Uttar Pradesh dan Madya Pradesh, mereka umumnya menjadi perajin dan pekerja. Di banyak kota negara bagian Uttar Pradesh, kaum Muslim memegang jalur perdagangan kain tenun.

Profesi pedagang juga menjadi tradisi bagi Muslim yang tinggal di Gujarat dan Maharashtra.

Islam adalah agama terbesar kedua di India. Pada 2011, sensus penduduk negara tersebut menyebutkan, jumlah Muslim sebanyak 14,2 persen dari populasi atau sekitar 172 juta jiwa. 

Agama mayoritas, yakni Hindu, dengan jumlah sekitar 79,62 persen dari total penduduk. Selebihnya menganut Protestan, Katolik, Buddha, Jainisme, Sikh, dan Yahudi.

Mengutip Population by Region in India, peranan Muslim di negara berbentuk republik federasi di Asia Selatan ini dalam pengembangan Islam dapat dilihat dalam empat tahapan.

Pertama, masa sebelum Kerajaan Mogul (705-1526). Kedua, masa kekuasaan Kerajaan Mogul (1526-1858). Ketiga, masa Kekuasaan Inggris (1858- 1947). Dan, tahap keempat, Islam pada negara India sekuler (1947-sekarang).

Masuknya Muslim ke anak benua India terjadi dalam tiga gelombang yang terpisah. Orang-orang Arab masuk pada abad ke-8, orang-orang Turki pada abad ke-12, dan orang-orang Afghanistan pada abad ke-16.

Jauh sebelum Kerajaan Mogul berdiri, sebenarnya sejak abad ke-1 Hijriyah, Islam telah masuk India ketika Umar bin Khattab memerintahkan ekspedisi. Pada 643 M, setelah Umar wafat, orang-orang Arab menaklukkan Makran di Baluchistan.

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, Islam melanjutkan ekspedisi (futuhat) ke sana di bawah Panglima Muhammad bin Qasim yang berhasil menguasai Sind, dan mulai 871 M orang-orang Arab telah menjadi penghuni tetap di sana. Mahmud Gaznawi pada 1020 berhasil menaklukkan raja-raja Hindu di wilayah India dan mengislamkannya.

Setelah Dinasti Gaznawi runtuh, muncullah dinasti kecil, seperti Mamluk, Khalji, Tugluq, dan yang terakhir Dinasty Lody yang didirikan Bahlul Khan Lody. 

Masjid Jama Ahmedabad India - ()

Ketika terjadi kekacauan di negerinya, ia mengundang Muhammad Babur dari Kabul yang kemudian berhasil mendirikan Kerajaan Mogul.

Pada zaman kekuasaan Inggris, muncul sejumlah pemikir Muslim yang memperjuang kan kemajuan umat Islam melalui pemurnian, pembaruan pemikiran, dan ber ba gai ga gas an untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

Sejumlah pemikir Islam lahir, semisal Syah Waliullah, Sayid Ahmad Khan, Sayid Amir Ali, Muhammad Iqbal, dan Mohammad Ali serta Abdul Kalam Azad. 

Sistem pendidikan yang dikembangkan di India begitu modern, yakni kurikulum Davis-inizami. 

Sistem pendidikan ini sudah dirintis sejak pertengahan abad ke-17. Urangzeb (Alamgir I), Kaisar Mogul keenam, berupaya menemukan sintesis terbaik antara sufisme India dan ajaran ulama Islam. 

Pada 1683 berdiri madrasah di Lucknow di bawah bimbingan Maulana Nizamudin dan Maulana Muhammad Sahalawi. 

Sepanjang waktu para santri belajar, bukan hanya fikih, melainkan juga nahu dan saraf, filsafat, matematika, tafsir, hadis serta prinsip-prinsip dan sejarah sufisme.

Hingga kini, silabus Davis-inizami masih diterapkan di banyak sekolah India dan Pakistan. Mutu pendidikan yang dikembangkan oleh Muslim di India diakui.

Madrasah Deoband yang berdiri pada 1867, umpamanya, memiliki reputasi internasional. Mahasiswa berdatangan dari berbagai penjuru dunia ke Kota Deoband. 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler