Tumbuh 0,32 persen, BTN Salurkan Kredit Rp 251,83 Triliun
Rasio kredit bermasalah BTN mengalami penurunan dari 2,42 persen ke 2,40 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 251,83 triliun pada semester satu 2020. Angka ini tumbuh 0,32 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 251,04 triliun.
Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengatakan segmen penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi menjadi penyumbang terbesar dengan porsi 45,11 persen dari total portofolio kredit perseroan yang tumbuh 5,84 persen secara year on year (yoy).
“Per semester I/2020, KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik dari Rp 107,34 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp 113,61 triliun,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (3/8).
Dari segmen kredit perumahan, BTN juga telah menyalurkan KPR nonsubsidi, kredit perumahan lainnya, dan kredit konstruksi masing-masing sebesar Rp 79,87 triliun, sebesar Rp 7,56 triliun, dan sebesar Rp27,87 triliun per semester satu 2020. Adapun penyaluran tersebut, total KPR BTN tumbuh sebesar 2,47 persen yoy dari Rp 188,82 triliun menjadi Rp 193,49 triliun per 30 Juni 2020.
“Segmen kredit nonperumahan, perseroan menyalurkan kredit senilai Rp 22,91 triliun per akhir Juni 2020,” ucapnya.
Menurut Pahala di tengah pertumbuhan positif tersebut, perseroan pun tetap menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Per Juni 2020, BTN mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) net dari 2,42 persen per Juni 2019 menjadi 2,40 persen pada Juni 2020.
Perseroan juga tercatat menyiapkan rasio pencadangan yang cukup besar. Pada semester satu 2020, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) BTN melonjak ke level 107,90 persen. Posisi tersebut melesat jauh dari 37,87 persen pada periode yang sama tahun lalu.
“Pemupukan pencadangan tersebut merupakan inisiatif perseroan dalam rangka menjaga kualitas pertumbuhan bisnis di tengah pandemi,” ucapnya.
Namun penyaluran kredit tersebut tidak mampu mendorong pertumbuhan laba bersih perseroan. Tercatat, laba bersih turun 41 persen menjadi Rp 768 miliar pada semester satu 2020.
“Kami optimistis hingga akhir tahun nanti target laba BTN masih on-track, sejalan dengan mulai adanya peningkatan permintaan kredit pada Juni 2020,” ucapnya.
Adapun data keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut mencatat laba bersih perseroan ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,43 triliun. Perseroan juga mencatatkan laba dari operasional di luar provisi sebesar Rp 1,99 triliun.