Sejarah Terbentuknya Garda Revolusi Iran
Garda Revolusi Iran dibentuk 40 tahun lalu untuk melindungi sistem Islam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebelum revolusi 1979, Shah Muhammad Reza Pahlevi mengandalkan militer untuk memastikan keamanan nasional dan mengamankan kekuasaannya. Tapi setelah revolusi, Ayatollah Ruhollah Khomeini menyadari ia membutuhkan kekuatan militer yang berkomitmen pada gagasan-gagasan revolusi dan kepemimpinannya.
Para ulama Iran waktu itu mengeluarkan konstitusi baru yang membuat Iran memiliki militer biasa yang disebut Artesh untuk mempertahankan perbatasan dan ketertiban di Iran tapi juga memiliki Korps Garda (Sepah-e Pasdaran) untuk melindungi sistem Islam.
Tujuan Garda Revolusi Iran didirikan 40 tahun yang lalu adalah untuk melindungi sistem Islam dan mengimbangi kekuatan angkatan bersenjata reguler Iran. Namun dalam praktiknya wewenang dua angkatan bersenjata itu kerap tumpang tindih. Sebab Garda Revolusi juga membantu menjaga ketertiban masyarakat dan mengembangkan angkatan darat, udara, dan laut mereka sendiri.
Walaupun personelnya diperkirakan 230 ribu lebih sedikit dibandingkan militer biasa, tapi Garda Revolusi Iran dianggap kekuatan militer yang dominan dan berada di balik banyak operasi militer negara itu.
BBC melaporkan komandan-komandan Garda Revolusi seperti Mayor Jenderal Hossein Salami kerap memberi nasihat pada pemimpin tertinggi. Angkatan Laut Garda Revolusi ditugaskan untuk berpatroli di Selat Hormuz, jalur industri minyak strategis yang menghubungkan Teluk Arab dengan Samudra Hindia.
Kapal-kapal kecil angkatan laut Garda Revolusi mencegat kapal perang AS karena mencoba masuk ke wilayah Iran. Mereka juga menahan atau memutar balik kapal-kapal internasional.
Angkatan Udara Garda Revolusi yang tidak mengoperasikan pesawat tempur bertanggung jawab pada rudal-rudal Iran. AS mengatakan Iran memiliki kekuatan rudal balistik terkuat di Timur Tengah.
Menurut Washington, Iran memiliki lebih dari 10 sistem balistik baik yang sedang berada di gudang atau tengah dikembangkan. AS menuding Iran menimbun ratusan rudal. Pada 2018 lalu kelompok pemberontak Kurdi di Suriah yang didukung Iran melepaskan tembakan rudal ke utara Irak dan Suriah.