Bio Farma Gandeng MUI Kaji Kehalalan Vaksin Covid-19 

Bio Farma mengutamakan penggunaan bahan-bahan yang non-animal origin.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir. Bio Farma juga sudah melakukan komunikasi dengan Komisi Fatwa MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI untuk mengkaji bersama vaksin Covid-19 dari sisi kehalalan.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Uji Klinis Fase 3 calon vaksin Covid-19 segera dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2020. Bio Farma sudah mengontak MUI untuk mengkaji aspek kehalalan vaksin tersebut.

Menurut Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, produksi vaksin akan dimulai setelah tahapan uji klinis selesai. Target yang dibidik Bio Farma pada Januari 2021.

Honesti mengatakan, selain untuk mendapatkan izin edar dari BPOM, Bio Farma juga sudah melakukan komunikasi dengan Komisi Fatwa MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI untuk mengkaji bersama vaksin Covid-19 dari sisi kehalalan. Kerja sama ini dilakukan, sebagai bentuk komitmen  dan perhatian Bio Farma pada produksi vaksin halal.

"Kami concern terhadap aspek kehalalan ini sehingga dalam riset dan pengembangan vaksin akan mengutamakan penggunaan bahan-bahan yang non-animal origin," ujar Honesti di Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8).

Bio Farma, kata dia, saat ini sudah siap dengan kapasitas produksi untuk vaksin Covid-19 sebanyak 100 juta dosis. Serta, sedang menyiapkan fasilitas produksi tambahan dengan kapasitas sebesar 150 juta dosis yang akan selesai pada Desember 2020 seiring dengan selesainya pembangunan gedung produksi vaksin baru.

"Sehingga pada awal 2021, kapasitas produksi Bio Farma untuk vaksin Covid-19 bisa 250 juta dosis dalam setahun," kata Honesti.

Baca Juga


 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler