Pandemi, EBITDA dan Margin Laba Bersih Telkom Meningkat

Kinerja Telkom meningkat disokong oleh bisnis digital Telkomsel dan Indihome

istimewa
Menutup pertengahan tahun 2020, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatat pendapatan konsolidasi Perseroan sebesar Rp 66,9 triliun dengan laba bersih Rp 10,99 triliun. EBITDA (Earnings Before Interest Tax Depreciation Amortization) semakin menguat dengan pertumbuhan 8,9 persen YoY menjadi Rp 36,08 triliun dan margin EBITDA yang tumbuh 6,2 ppt menjadi 54 persen.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menutup pertengahan tahun 2020, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatat pendapatan konsolidasi Perseroan sebesar Rp 66,9 triliun dengan laba bersih Rp 10,99 triliun. EBITDA (Earnings Before Interest Tax Depreciation Amortization) semakin menguat dengan pertumbuhan 8,9 persen YoY menjadi Rp 36,08 triliun dan margin EBITDA yang tumbuh 6,2 ppt menjadi 54 persen. 


Margin laba bersih juga menunjukkan tren yang lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 16,4 persen dari sebelumnya 16 persen. Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah di Jakarta (7/8) menjelaskan, di tengah pandemi COVID-19 yang tidak dapat dipungkiri berdampak terhadap perekonomian dan industri telekomunikasi, persen masih bisa mencatat kinerja yang cukup baik.

Terutama dengan peningkatan profitabilitas perseroan di mana margin EBITDA dan margin laba bersih tercatat tumbuh dibandingkan tahun lalu. "Kinerja Perseroan yang sehat juga tercermin dengan meningkatnya Arus Kas dari Kegiatan Operasi yang tumbuh 23,4 persen menjadi Rp 34,2 triliun," ucap dia, Sabtu (8/8).

Kinerja bisnis perusahaan ini tidak lepas dari peningkatan lini bisnis Digital Business Telkomsel dan fixed broadband IndiHome yang pendapatannya tumbuh masing-masing 13,5 persen dan 19,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Telkomsel selaku entitas anak Telkom yang fokus pada segmen bisnis Mobile, mencatat pertumbuhan yang baik khususnya pada bisnis digital yang tumbuh sebesar 13,5 persen menjadi sebesar Rp 31,9 triliun dengan total kontribusi yang tumbuh signifikan hingga 72,4 persen dari total pendapatan Telkomsel.

Pencapaian ini didorong oleh 160,1 juta pelanggan, dengan pelanggan mobile data sebanyak 105,1 juta. Hal ini menyebabkan konsumsi layanan data tumbuh 43,8 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 7.037 MB per pelanggan data dan menjadi tren positif bagi broadband ARPU. Begitupun dengan lalu lintas data yang juga meningkat 40,3 persen menjadi 4.255.250 TB.

Untuk memperkuat infrastruktur dan mengembangkan bisnis digital, sepanjang semester pertama 2020 Telkomsel membangun sebanyak 15.831 BTS 4G. Hingga saat ini, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 228.066 unit atau tumbuh 11,7 YoY dengan BTS 3G dan 4G/LTE mencapai lebih dari 177 ribu unit atau 77,9 persen dari total keseluruhan.

Layanan fixed broadband IndiHome terus mempertahankan kinerja yang semakin kuat baik finansial maupun operasional. IndiHome mencatat pendapatan sebesar Rp 10,4 triliun yang dikontribusi dari 7,45 juta pelanggan. Jumlah pelanggan ini tumbuh 24,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. 

Meski dihadapkan pada situasi pandemi, IndiHome berhasil menambah lebih dari 448 ribu pelanggan baru sepanjang enam bulan pertama 2020. Sementara itu segmen Enterprise terus menerapkan kebijakan bisnis dengan berfokus pada pembenahan secara fundamental yang diikuti perbaikan lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi. 

Salah satu lini bisnis yang menjadi fokus Perseroan adalah data center. Saat ini Telkom memiliki data center di 22 lokasi dan baru saja melakukan groundbreaking data center tier 3 & 4 yang tahap pertamanya diperkirakan dapat mulai beroperasi pada pertengahan 2021.

Selanjutnya, segmen Wholesale & International Business menunjukkan kinerja yang baik, dengan peningkatan pendapatan 13,9 persen terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi dan Voice Wholesale.

Belanja modal Perseroan di semester I/2020 ini sebesar Rp 12 triliun, dengan alokasi terutama digunakan untuk membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile maupun fixed broadband. Pada bisnis mobile, belanja modal dialokasi untuk pengembangan kualitas dan kapasitas jaringan 4G serta pengembangan sistem IT. 

Sementara untuk fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pembangunan jaringan akses serat optik ke rumah serta jaringan backbone. “Situasi pandemi yang diperkirakan masih akan berlangsung memberikan ruang bagi akselerasi digital. Telkom melihat peluang ini untuk menghadirkan solusi melalui beragam layanan digital yang didukung oleh digital connectivity dan digital platform yang kuat. Telkom akan terus berinovasi memberikan produk dan layanan digital, tidak hanya untuk memberikan pengalaman digital terbaik bagi masyarakat tapi juga untuk menggerakkan perekonomian nasional,” ungkap Ririek.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler