Alasan Kamala Harris Dipilih Sebagai Cawapres Joe Biden
Dukungan monumental bagi Harris datang pada awal Agustus ini
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Kamala Harris sempat mengalami pahitnya kekalahan dalam pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat tahun. Kini ia menjadi perempuan kulit hitam pertama yang menjadi calon wakil presiden Amerika Serikat (cawapres AS).
Dukungan monumental bagi Harris datang pada awal Agustus ini. Pengacara keluarga George Floyd, laki-laki kulit hitam yang tewas di tangan polisi kulit putih di Minneapolis, Ben Crump menulis artikel yang mendukung pencalonannya mendampingi Joe Biden pada November mendatang.
"Bagi saya kasus ini sederhana; dia telah menjadi agen perubahan di setiap level pemerintahan mulai dari lokal, negara bagian dan federal, selama 30 tahun," tulis Crump dalam artikel mengenai wakil Joe Biden.
Profesor Sekolah Hukum University of San Francisco Lara Bazelon memuji Harris saat perempuan kulit hitam itu berperan sebagai jaksa penuntut umum dan jaksa agung Kalifornia. Ia mengatakan Harris telah 'melakukan perubahan penting' dalam hukum pidana. Ia berharap Harris dapat menjadi penasihat Biden dalam isu-isu itu.
"Dia memiliki dorongan yang bagus, keras dari kiri, saya sangat berharap ia dapat memanfaatkan momen itu dan menahan keinginan untuk bergerak ke arah moderat dan lebih aman," kata Bazelon, Rabu (12/8).
Selain karena advokasinya terhadap reformasi peradilan, keputusan Biden memilih Harris sebagai wakilnya juga karena perempuan 55 tahun itu memiliki hubungan yang cukup lama dengan keluarganya. Harris adalah teman dari putra Joe Biden yakin Beau Biden yang menjabat sebagai jaksa agung Delaware.
"Ketika Kamala masih menjadi jaksa agung, ia bekerja sama dengan Beau. Saya melihat mereka melawan bank-bank besar, membantu masyarakat kelas pekerja, dan melindungi perempuan dan anak-anak dari kekerasan. Saya bangga waktu itu dan sekarang saya bangga memilikinya sebagai pasangan saya dalam kampanye ini," kata Joe Biden di Twitter.
Hubungan Harris dan Biden sempat merenggang dalam pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat tahun lalu. Dalam debat, Harris menyerang Biden mengenai sikap mantan wakil presiden Barack Obama itu terhadap kebijakan yang mewajibkan siswa menggunakan bus sekolah.
Ketika itu istri Biden, Jill Biden, mengatakan ia melihat serangan itu seperti 'pukulan di perut'. Sementara beberapa staf Biden memandang Harris oportunistik.
Sejak mengumumkan mendukung Biden pada Maret lalu, Harris menjadi pendukung tangguh politikus berusia 77 tahun itu. Ia juga penggalang dana yang efektif bagi Biden. Pada Agustus Biden mengatakan ia 'tidak menyimpan dendam' mengenai perdebatan tahun lalu.