Kecamatan Zona Hijau di Jabar Jumlahnya Berkurang

Saat ini penambahan angka warga yang terpapar Covid-19 di Jabar masih meningkat.

Republika/Arie Lukihardianti
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, memberikan keterangan tentang Kota Sukabumi yang zonanya menjadi hijau dan jadi percontohan untuk membuka sekolah, di Gedung Sate, Senin (29/6).
Rep: arie lukihardianti Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat data terbaru terkait jumlah kecamatan yang masuk dalam zona hijau penyebaran Covid-19. Data terakhir terdapat penurunan jumlah kecamatan yang berada di zona tersebut.


Menurut Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad, dua pekan kemarin setidaknya ada 257 kecamatan yang masuk zona hijau. Data ini, dihimpun oleh Pemprov Jabar untuk membuka sekolah tingkat SMA/SMK di kecamatan level hijau. Namun, secara perlahan jumlah kecamatan zona hijau justru menurun. "Sempat ke angka 248, sekarang dari data terakhir ke saya hanya ada 228 kecamatan hijau," ujar Daud, Selasa (18/8).

Daud mengatakan, saat ini penambahan angka warga yang terpapar Covid-19 di Jabar masih meningkat. Per 17 Agustus 2020, ada penambahan 45 orang yang terjangkit. Dengan demikian jumlah terkonfirmasi di Jabar hingga hari ini mencapai 8.640 orang. 

Dari angka tersebut, kata dia, terdapat 238 orang yang meninggal dunia. Namun, kabar baiknya sudah ada 4.713 orang yang sembuh dari paparan COVID-19."Sedangkan yang sedang menjalani isolasi atau perawatan ada  3.689 orang," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, kondisi pandemik Covid-19 yang terjadi memang berdampak negatif bagi masyarakat khususnya dari segi ekonomi. Sehingga, butuh kerja keras seluruh elemen masyarakat untuk bisa membangkitkan kembali perekonomian secara menyeluruh.

"Kita optimistis dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Pasti ada secercah cahaya di masa uram. Di balik kesulitan pasti ada jalan keluar. Jika ada masas terbenam akan ada masa terbit matahari," kata Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil.

Pandemik, kata Emil, mengakibatkan munculnya berbagai persoalan multi dimensi di bidang kesehatan  hingga ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Jabar bahkan tercatat terkoreksi hingga minus 5,9 persen. Meskipun kondisi ini terbilang lebih baik dibanding wilayah dan negara lain yang mengalami kontraksi contohnya Uni Eropa di bawah 14 persen.

Menurutnya, bangsa Indonesia diuji jati dirinya pada masa pandemi ini, apakah dapat bersatu padu kemudian membawa bangsa Indonesia bangkit dari keterpurukan ataukah tidak. 

Kini, bangsa Indonesia sepatutnya saling peduli dan menolong sebab marak sebangsanya yang masuk ke dalam kategori miskin akibat menurunnya pendapatan bahkan dirumahkan karena di-PHK. Intinya, setiap warga harus memberi yang terbaik bagi negerinya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler